Jadi beberapa tahun terakhir ini saya sedang
mempelajari seni memahami diri sendiri. Saya tidak tahu kapan mulanya
saya begitu tertarik dengan segala sesuatu yang berasal dari diri
sendiri. Mungkin karena saya cenderung introvert atau karena buku-buku
yang saya baca. Atau karena saya adalah seseorang yang intrapersonal.
Saya orang yang sangat mudah khawatir, overthinking, resah sendiri. Hingga, saya benar-benar menemukan sebuah solusi ketika saya belajar tentang memahami diri sendiri. Ada bagian dari diri saya yang berubah. Saya berusaha agar tidak peduli dengan stimulasi eksternal yang mungkin menganggu kestabilan perasaan dan pikiran saya. Saya memutuskan bahwa apapun yang terjadi di luar sana, respon sayalah yang menentukan. Saya akhirnya memusatkan perhatian saya pada respon pribadi dan diri saya sendiri. Dengan begitu saya bisa mencegah datangnya stress.
Bahkan saya menulis untuk diri saya sendiri, mengingatkan diri saya sendiri. Jika ada sedikit yang mengacaukan hati dan pikiran saya, saya akan menasihati diri saya sendiri dengan menuliskannya. Saya bahagia berkomunikasi dengan diri saya sendiri.
Sejak kehadiran sosial media, orang introvert seperti saya nampaknya menjadi ekstrovert. Saya jadi senang mengabarkan apapun yang bisa menumbuhkan semangat saya. Tentang apa yang telah berhasil saya lakukan dengan perjuangan yang panjang. Tetapi jika itu menyangkut urusan pribadi yang bersifat rahasia, saya sangat berhati-hati.
Ternyata melihat ke dalam diri sendiri membuat saya lebih tenang. Pikiran saya menjadi lebih positif. Saya menjadi tidak sesensitif dahulu. Tidak lagi baperan. Meski kadang-kadang sifat terlalu memikirkan suatu hal itu muncul lagi. Tapi, saya bisa tenang kembali setelah mengunjungi diri saya dan mencintai diri saya sendiri. Ini target yang masih dan akan terusa saya usahakan: saya tidak ingin memikirkan apa kata orang. Selama saya masih on the track, saya ingin merasa tenang dgn diri saya sendiri. Dan sebaik-baik tempat berkeluh kesah hanya Allah swt.
Karena orang yang tidak mencintai dirinya sendiri, akan sulit mencintai dan menyayangi orang lain.
photo credit: Maslihatul Bisriyah
0 komentar:
Posting Komentar