Kupikir jarak antara kesedihan dan
kebahagiaan itu begitu dekat. Jika hari ini kamu terlalu bahagia, bisa
jadi tak lama kemudian kamu bersedih. Begitupula sebaliknya. Saya tidak
ingin menakut-nakuti bahwa kamu tak boleh bahagia selamanya. Sama halnya
tak ada yang ingin sedih terus-menerus.
Ada banyak orang yang lebih memilih perasaan senang ketimbang sedih. Apalagi jika sedih itu berasal dari cobaan hidup. Sedih menurutnya membawa rasa tak nyaman, beban, dan belenggu di hati. Tapi, pernahkah kau berpikir kalau rasa sedih, rasa berat di dada itu diciptakan sebenarnya menarik dirimu pada keikhlasan tertinggi. Kamu menjadi sangat bergantung PadaNya. Hingga yang dibutuhkan tak lain hanyalah pertolongan Tuhan.
.
Jika kamu selalu merasa senang, bisa jadi matamu menjadi kabur dan hatimu tak lagi seimbang. Karena rasa senang pun mesti dikelola dengan baik. Bukankah ada banyak orang yang lupa diri hingga lupa Tuhan karena terlalu memburu kesenangan dunia. Seolah-olah semuanya terasa indah, mudah dan nyaman. Padahal sewaktu-waktu, rasa itu bisa dibalikkan. Rasa bahagia itu bisa dicabut kapan saja.
Saya selalu memahami Tuhan menciptakan bahagia agar manusia bersyukur. Bahagia itu selalu berbanding lurus dengan rasa syukur. Semakin kamu bersyukur, semakin kamu bahagia. Semakin kamu bersyukur, semakin tenang hidupmu.
Setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada kemudahan. Tuhan sudah berjanji.
Photo credit: Nur Fadilah
0 komentar:
Posting Komentar