Tulisan ini saya buat untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan beberapa mahasiswa saya, “Bagaimana caranya bisa
kuliah di luar negeri, Bu?”
Dan tidak sesederhana yang kalian
bayangkan untuk bisa menjawab pertanyaan dari anak daerah dengan berbagai
keterbatasan yang mereka hadapi. Saya akan mulai menguraikan satu per satu
mengapa setiap orang bisa meraih cita-citanya, termasuk kuliah ke luar negeri. Dan
tulisan ini akan memberikan tips yang mungkin kebanyakan saya singgung dari
perspektif psikologi. Tulisan ini adalah motivasi secara umum yang belum saya
jabarkan langkah-langkah praktisnya.
Tidak semua orang memiliki
kesempatan bisa kuliah ke luar negeri. Dan ini sangat saya syukuri mengingat
saya besar di daerah yang bisa dibilang akses informasi pendidikan sangat
terbatas. Beruntung bisa kuliah di salah satu universitas ternama. Akhirnya
bisa bertemu dengan orang-orang yang punya semangat juang untuk meraih prestasi
dan berkompetisi secara positif.
MINDSET
Baiklah, saya akan mulai dari bagaimana
kamu mesti menghapus mental block
dari dalam dirimu bahwa kamu “TIDAK BISA.” Semua orang memiliki kesempatan yang
sama. Semua orang memiliki waktu dan potensi yang sama asalkan kamu mau
berjuang. Ketika mahasiswa saya menanyakan hal tersebut, saya kemudian
bertanya, sudah berapa buku yang kamu baca? kalau pada kenyataannya mereka
masih malas membaca, malas menambah ilmu, saya tidak akan lanjut dengan nasihat
bahwa kamu harus punya skil bahasa asing. Jika “mindset” saja belum terpola dengan
baik, akan sulit bagi kamu untuk bertahan dalam perjuangan ini. Maksud saya
daya juang untuk maju dan daya tahan dalam proses ini yang belum dimiliki. Memotivasi
mereka yang seperti ini harus dimulai dengan mengubah mindset. Bukan karena
mereka tidak bisa dan tidak mau, tetapi mereka belum terbiasa dengan kultur belajar
dan berkompetisi.
BAHASA
Nah, jika mindset pembelajar sudah
dipahami dan diaplikasikan, saya akan mencoba memberi solusi bahwa kamu harus
bisa menguasai bahasa internasional. Banyak orang yang ingin sekali ke luar
negeri. Tetapi, ketika ditanya bagaimana dengan kemampuan bahasanya, belum bisa
menjawab apa-apa. Padahal kunci dasarnya adalah kemampuan berbahasa asing,
minimal bahasa inggris. Untuk belajar bahasa asing tidak didapatkan dalam waktu
singkat, tetapi bertahun-tahun. Jadi, anggap sekarang kamu masih duduk di semester
2 atau 4, maka pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar bahasa inggris
hingga kamu bisa cakap ketika lulus kuliah. Karena kamu akan berkenalan dengan
tes seperti TOEFL dan IELTS. Tes ini adalah tiket masuk kuliah ke luar negeri. Tes
seperti ini tentu sangat sulit bagi pemula yang baru belajar bahasa inggris. Ada
banyak cara mudah dan murah belajar bahasa Inggris. Dengan memanfaatkan media
sosial kamu bisa mendapatkan platform belajar bahasa dengan gratis. Kuncinya adalah
bersungguh-sungguh.
FINANSIAL (BEASISWA)
Yang tidak kalah penting adalah kemampuan
finansial. Kampus manapun sebenarnya bisa menerima kalian jika kemampuan
finansialnya mumpuni, karena di sana juga ada istilah bridging (belajar bahasa
inggris untuk mencapai standar sebelum masuk kuliah). Tetapi, rata-rata ekonomi
rakyat Indonesia tidak mampu untuk membayar biaya kuliah dan biaya hidup di
luar negeri yang pendidikannya bagus. Hanya sebagian kecil saja yang berangkat
karena beasiswa dari orangtua. Oleh karenanya kita butuh beasiswa untuk
mewujudkan mimpi kita bisa belajar ke luar negeri. Beasiswa tentu tidak bisa
didapatkan dengan mudah. Karena para penyeleksi akan melihat track record kalian selama ini. Rekam jejak
inilah yang menentukan apakah kalian layak jadi penerima beasiswa atau tidak. Bisa
dibilang, seperti apa kalian menjalani hidup selama ini dibuktikan dengan curriculum
vitae yang menerangkan keterampilan akademis, sosial, dan prestasi-prestasi
kalian.
Maka sangat penting untuk mengubah pola pikir dan pola sikap sekarang juga.
Jika masih malas-malasan. Seperti malas membaca, malas belajar, malas
berdiskusi, malas cari informasi maka jangan harap kamu bisa menciptakan
rekam jejak yang baik untuk kehidupan yang kamu impikan. Motivasi juga harus
dijaga. Bisa dengan berkumpul dengan orang-orang yang punya semangat belajar, berprestasi
dan meraih mimpi. Kuliah ke luar negeri sebenarnya bukanlah suatu keharusan. Tetapi,
setidaknya memberikan pengetahuan baru dan pengalaman baru untuk bisa kita
aplikasikan di tanah air. Sekaligus ini menjawab pertanyaan orang-orang kepada
saya, “Kenapa kamu mau mengajar di daerah, sementara kamu lulusan luar negeri?”
Hmm… ini bentuk tanggung jawab moral saya. Termasuk tanggung jawab kepada
pemberi beasiswa. Setidaknya saya berbagi ilmu dan pengalaman dulu pada daerah tempat saya
dilahirkan. Sejujurnya, saya tidak bisa memberikan apa-apa selain motivasi kepada
mahasiswa-mahasiswa. Saya ingin sekali membuka cara pandang mereka,
bahwa di luar sana dunia lebih luas untuk dijelajahi.
Pada akhirnya kita butuh doa dan usaha
yang baik. Usaha tidak akan sukses tanpa doa. Sama halnya doa tidak akan terkabul
jika usaha biasa-biasa saja. Kita butuh dua modal ini untuk bisa meraih hal
yang dicita-citakan. Dan kita harus mengerti bahwa kegagalan adalah bagian dari
proses. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Jadi jangan pernah
menyerah jika masih gagal. Karena kegagalan sesungguhnya adalah jika kamu tidak
pernah mencoba.
Ramadan Day 3 1439 H
Ramadan Day 3 1439 H
0 komentar:
Posting Komentar