Menjadi Biru Saat Musim Sedang Gugur





April menjadi bulan penanda bergantinya musim panas ke musim gugur di Australia tahun ini. Di sini, kota Melbourne, mencari daun-daun yang berguguran, menemukan pohon-pohon yang siap dan telah meranggaskan daun-daun adalah satu keadaan yang dinanti penduduknya. Keindahan yang tidak akan muncul sepanjang tahun saat kau bisa menyaksikan warna daun yang menguning, kemerahan, oranye, dan coklat. Musim gugur di Melbourne selalu diiringi dengan curah hujan yang tinggi. Jangan terlalu sering mengharap langit yang biru. Sepanjang perjalanan mencari autumn yang cantik kali ini, sebenarnya langit tak selalu biru. 


Ibarat hidup yang kadang suka, kadang duka, perjalanan ke Macedon Ranges seperti drama yang memiliki jalan cerita atau hidup yang tak berjalan mulus. Mendung, cerah, dan hujan adalah bumbu-bumbu perjalanan. Beberapa menit yang lalu langit biru, sepuluh menit kemudian langit menjadi gelap. Dan semenit kemudian hujan jatuh. Lima menit kemudian langit kembali cerah. Jangan lupa angin yang berhembus dan dinginnya hari menjadi latar hidupnya suasana. Perkara langit dan bumi yang sangat rahasia. Begitu seterusnya hingga perjalanan itu berakhir. 


Jika ada yang ingin mengambil pelajaran dari cuaca hari ini, maka semestinya kau menyadari bahwa kemudahan hidup tidak berlangsung lama, sama seperti kesusahan hidup yang juga tidak akan berlangsung lama. Semua ada waktunya masing-masing. Dan kau tidak pernah tahu kapan Tuhan menurunkan dan mengangkatnya kembali. Seolah-olah kau hanya melewati dan menikmati setiap prosesnya dan masalah itu lenyap seketika. Atau kesenangan itu bisa diambil kapan saja, juga bisa dikembalikan kapan saja. Bukankah begitu yang telah kau alami.


Jika hujan kau ibaratkan ujian, maka kau akan menyadari bahwa hujan tidak akan jatuh berhari-berhari tanpa jeda. Di suatu hari atau waktu tertentu, langit akan kembali cerah meskipun kemungkinan untuk cerahnya hanya sedikit seperti di musim gugur kali ini. Jelang dan saat menjadi cerah, bukankah ada pahala syukur di sana. Kau menjadi lebih bahagia dari biasanya. Kau bisa melewati aktivitasmu dengan baik dan terencana. Tapi, jika kau menganggap bahwa hujan itu adalah rahmat. Saat ia jatuh pun, kau akan tetap bersyukur. Bahwa di setiap keadaan, hujan bukanlah penghalang. 

Maksud saya sebenarnya sederhana. Jika langit bisa menjadi biru saat musim sedang gugur, begitu pula cerita hidup manusia yang selalu memiliki harapan. Harapanlah yang membuat manusia akan terus berusaha. Menjadi biru saat musim sedang gugur adalah peluang untuk tetap bersyukur dan bahagia meski keadaan memiliki seribu alasan untuk berkata sebaliknya.

Melbourne, 26 April 2017

*Qia's Photography

2 komentar:

  1. Masyallah mbk..tulisan mbk sangat menginspirasi,,sampai membuat saya mengeluarkan ir mata, merenungi semua yang pernah saya lewati
    terima kasih mbk,, sudah menginsiprasi menjadi pribadi yang luar biasa
    semoga hidup kita diberkahi allah
    amiiinn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mba Lina Ulfa. Alhamdulillah, jika bermanfaat. Semoga lebih bermanfaat untuk diri saya pribadi :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.