Orang yang Tepat






 Dengan orang yang tepat, impianmu bisa menjadi hebat 
(Kurniawan Gunadi)

Ada banyak kisah percintaan yang semakin tumbuh disertai semangat meraih mimpi, memuliakan hidup, menebar kebaikan dan manfaat. Mereka membuktikan bahwa menjadi satu, hidup tak harus berjalan mundur. Menjadi satu adalah tentang menggabungkan dua kekuatan. Menjadi satu, mengekalkan mimpi-mimpi. Membuat harapan terlihat semakin nyata. 

Meski kemudahan tak selalu ada, tetapi mereka memahami pahit dan manis kehidupan terasa lebih nikmat apabila dibawa berdua. Suka dan duka membangun asa telah mereka sampaikan dalam doa-doa menuju Tuhan. Ketika yang satu lemah, pasangannya menguatkan. Ketika yang satu mendapat ujian, pasangannya membesarkan jiwa. 

Namun, memilih pasangan adalah salah satu ujian terberat bagi laki-laki dan perempuan. Ada yang sekali berkenalan, ia langsung bertemu jodohnya. Ada yang berkali-kali berkenalan lantas tak kunjung menemukan seseorang yang tepat. Karena kata tepat sejatinya bukan dalam ukuran manusia. Tetapi, dalam pandangan Tuhan. Dan Tuhan tahu bagaimana, dimana dan kapan "tepat" itu bekerja. 

Ada banyak cara yang direncanakan oleh Tuhan hingga kamu bertemu dengan seseorang yang tepat itu. Kamu bisa jadi harus melewati pedihnya sakit hati karena tertolak. Kamu harus melewati sakitnya bertepuk sebelah tangan atau cinta yang tak kunjung sampai. Bisa jadi pula kamu memendam kecewa ketika bertemu dengan harapan yang palsu. 

Tapi, kamu tidak usah terburu-buru. Mungkin seseorang yang tepat itu sedang berada di sekitarmu. Tapi kamu tidak menyadarinya. Allah tahu bahwa kamu sedang dipersiapkan untuk hidup dengannya. Karena dengan bersamanya, impianmu menjadi hebat. Pertemuanmu dengannya membawa banyak keberkahan. Persatuanmu dengannya membawa banyak manfaat.

Melbourne, 30 April 2017

Photo Credit: @tutystarlet

Kita Hidup untuk Belajar


Kalau kita memaknai hidup untuk belajar, maka semestinya tak ada alasan untuk berhenti mencoba. Meski kegagalan demi kegagalan, keputusasaan, dan ketidakpercayaan diri sering kali menyelimuti pikiran kita.

Kadang di suatu masa, kita ingin berhenti saja, kita menganggap diri ini tidak mampu menyamai orang-orang yang telah lebih dulu menekuni dunia yang disukainya. Mereka lebih mumpuni dan telah sukses di bidangnya. Sementara kita masih merangkak dan tak jelas arah kemana akan memberikan manfaat dan kontribusi. Kita masih mencari-cari jati diri dan konsep diri akan seperti apa kita ingin dikenal.

Satu hal yang selalu membuat kita bersemangat, bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Keinginan untuk terus-menerus belajar, memperbaiki kesalahan, kembali merangkai mimpi adalah kekuatan agar kita bertahan. Orang-orang yang rendah hati adalah orang yang akan terus belajar tidak peduli seburuk atau sehebat apa karyanya. Orang yang hebat sekalipun tak akan mengutuk orang yang masih belajar. Karena setiap orang menjalani prosesnya masing-masing. Menjalani "time zone" yang berbeda-beda.

Justru yang paling buruk adalah ketika kita sudah kehilangan harapan, kemauan, dan semangat. Kita tak lagi ingin belajar karena merasa rendah diri dan tak pandai-pandai atau selalu gagal. Inilah racun yang paling berbahaya menjangkiti pikiran manusia. Mengutuk dirinya lebih dulu. Hingga alam bawah sadarnya menggerakkan mindanya untuk selalu berpikir negatif. Seolah-olah takdir tak berpihak padanya.

Janganlah mengutuk diri dan berputus asa dengan ketidakjelasan masa depan. Atau ketidaktahuan untuk menggapai kesuksesan yang diinginkan. Setiap orang memiliki zona waktunya masing-masing. Jangan pernah berhenti belajar. Karena hidup adalah tentang belajar, belajar, dan belajar. Tentang berproses menjadi lebih baik, bukan mengejar kesuksesan tanpa makna.

Melbourne, 28 April 2017  

📷 @tutystarlet

Sahabat ke Surga



Jika alam mengajarkanmu mencari makna
Maka carilah senja di langit sore
Temui rembulan di langit malam
Dan menjadilah bintang di atas sana


Seindah-indahnya langit biru
Segigil-gigilnya musim gugur
Dan sekenang-kenangnya hujan yang telah berlalu
Mari menjenguk masa
Saat kita duduk bersama
Ketika canda dan duka telah kau bagikan

Di ruangruang hati kita
Dalam genggaman erat tangan kita
Dan di balik doadoa sujud panjangmu
Bisikkanlah namaku ke semesta.

Jika ke surga adalah tujuan
Jangan hentikan cerita kita di sini
Karena di sepanjang jalan menyemai cinta,
Kita akan saling menemukan di sebuah telaga di surga kelak.
Semoga!

Melbourne, 27 April 2017

📷 @dheewiwik

Menjadi Biru Saat Musim Sedang Gugur





April menjadi bulan penanda bergantinya musim panas ke musim gugur di Australia tahun ini. Di sini, kota Melbourne, mencari daun-daun yang berguguran, menemukan pohon-pohon yang siap dan telah meranggaskan daun-daun adalah satu keadaan yang dinanti penduduknya. Keindahan yang tidak akan muncul sepanjang tahun saat kau bisa menyaksikan warna daun yang menguning, kemerahan, oranye, dan coklat. Musim gugur di Melbourne selalu diiringi dengan curah hujan yang tinggi. Jangan terlalu sering mengharap langit yang biru. Sepanjang perjalanan mencari autumn yang cantik kali ini, sebenarnya langit tak selalu biru. 


Ibarat hidup yang kadang suka, kadang duka, perjalanan ke Macedon Ranges seperti drama yang memiliki jalan cerita atau hidup yang tak berjalan mulus. Mendung, cerah, dan hujan adalah bumbu-bumbu perjalanan. Beberapa menit yang lalu langit biru, sepuluh menit kemudian langit menjadi gelap. Dan semenit kemudian hujan jatuh. Lima menit kemudian langit kembali cerah. Jangan lupa angin yang berhembus dan dinginnya hari menjadi latar hidupnya suasana. Perkara langit dan bumi yang sangat rahasia. Begitu seterusnya hingga perjalanan itu berakhir. 


Jika ada yang ingin mengambil pelajaran dari cuaca hari ini, maka semestinya kau menyadari bahwa kemudahan hidup tidak berlangsung lama, sama seperti kesusahan hidup yang juga tidak akan berlangsung lama. Semua ada waktunya masing-masing. Dan kau tidak pernah tahu kapan Tuhan menurunkan dan mengangkatnya kembali. Seolah-olah kau hanya melewati dan menikmati setiap prosesnya dan masalah itu lenyap seketika. Atau kesenangan itu bisa diambil kapan saja, juga bisa dikembalikan kapan saja. Bukankah begitu yang telah kau alami.


Jika hujan kau ibaratkan ujian, maka kau akan menyadari bahwa hujan tidak akan jatuh berhari-berhari tanpa jeda. Di suatu hari atau waktu tertentu, langit akan kembali cerah meskipun kemungkinan untuk cerahnya hanya sedikit seperti di musim gugur kali ini. Jelang dan saat menjadi cerah, bukankah ada pahala syukur di sana. Kau menjadi lebih bahagia dari biasanya. Kau bisa melewati aktivitasmu dengan baik dan terencana. Tapi, jika kau menganggap bahwa hujan itu adalah rahmat. Saat ia jatuh pun, kau akan tetap bersyukur. Bahwa di setiap keadaan, hujan bukanlah penghalang. 

Maksud saya sebenarnya sederhana. Jika langit bisa menjadi biru saat musim sedang gugur, begitu pula cerita hidup manusia yang selalu memiliki harapan. Harapanlah yang membuat manusia akan terus berusaha. Menjadi biru saat musim sedang gugur adalah peluang untuk tetap bersyukur dan bahagia meski keadaan memiliki seribu alasan untuk berkata sebaliknya.

Melbourne, 26 April 2017

*Qia's Photography

Jika Langit Tak Berpelangi


Musim gugur menjadi lebih romantis dengan hujan. Daun-daun yang basah. Dan gerimis yang selalu manis ketika jatuh di hari kamis. Di sini dan nun jauh di sana banyak orang yang sedang mengukir kisahnya masing-masing. Untuk menjadi lebih berarti.

Seringkali kita bahagia ketika berhasil mewujudkan satu persatu mimpi kita. Kita datang dari sebuah desa atau kota yang kecil. Berjuang dengan cara masing-masing hingga berhasil menghirup udara di sebuah kota bermusim lebih, yang dulunya hanya kita pandangi dalam acara televisi. Tak jarang pula kita memperbincangkan nama negara dan kota-kota itu dalam obrolan ringan bersama teman saat kelas kosong. Kau menceritakan negara yang sangat ingin kau kunjungi. Terinspirasi dari drama dan film favoritmu. Atau karena klub bola favoritmu berada di negara itu. Ada banyak alasan lain bagaimana keinginan menggapai mimpi muncul dalam hatimu.

Katanya, seseorang yang bepergian, mengunjungi beberapa tempat di dunia ini dan seseorang yang tengah mengabdikan dirinya dalam pencarian ilmu di sebuah tempat yang asing akan menjadi lebih bijak dari manusia lain pada umumnya. Tempat-tempat yang tak biasa akan mengajarkan seseorang menjadi lebih berani dan tangguh. Katanya, mereka yang menuntut ilmu di luar negeri selalu dipandang lebih tinggi daripada mereka yang di dalam negeri. Padahal mungkin saja banyak orang yang hanya bepergian tetapi tidak menjadi lebih berarti. Mereka hanya datang, memotret tempat-tempat indah, memuaskan hatinya dan menikmati keadaan yang tak abadi itu. Lalu mereka pulang dengan kehampaan dalam hati. Semua cerita hanya terangkai di mulut, tetapi tidak menajamkan akal dan mengembangkan jiwa. 

Di sebuah desa atau kota kecil ada seseorang yang mungkin belum pernah ke luar negeri atau bahkan tidak mengenyam pendidikan tinggi, tetapi perubahan yang mereka ciptakan telah melangkah jauh dan melangit. Mencapai harapan-harapan tinggi orang-orang di sekitarnya. Mereka mungkin adalah orang-orang yang dengan kesederhanaannya telah menggugah banyak jiwa. Menjadikan jiwa-jiwa itu lebih mulia di mata Tuhan. Mereka lebih bersyukur dan bahagia. Mereka lebih paham akan makna kehidupan. Mereka yang selalu bisa menciptakan pelangi, meskipun hujan belum berhenti. 

Mereka lebih pandai menjaga harapan. Bahwa keindahan hidup bukan hanya tentang seberapa jauh langkah kakimu melintasi dunia. Tetapi, sedalam apa tujuan hidup bisa kau pahami. Mereka yang selalu paham bahwa membumikan kebaikan jauh lebih berarti. Semestinya kita yang telah jauh melangkah, lebih memaknai kebijaksanaan hidup. Semakin kaki melangkah jauh, semakin dalam pula hati tertunduk. Adakah kau melihat pelangi hari ini?

Melbourne, 24 April 2017

*Riya's Photography
Diberdayakan oleh Blogger.