Biarkan Cinta Menemukan Jalannya




Semester baru di Australia baru saja dimulai. Ada mahasiswa yang datang dan tentu saja ada yang pergi. Dan ada yang sedang melanjutkan perjuangannya. Seperti biasa, kita, mahasiswa yang sedang merantau akan kembali berkencan dengan bacaan-bacaan, jurnal-jurnal, dan esai-esai. Lalu apa hubungannya dengan judul saya?

Well, sebagai perempuan dan juga masih dikelilingi oleh beberapa perempuan single, obrolan ini masih terasa hangat di bibir dan di telinga. Mungkin lebih rumit dari tugas-tugas kuliah yang kami punya. Tulisan ini sebenarnya hanya mewakili rangkuman obrolan saya dengan beberapa teman-teman seperjuangan di sini.

Saya sering menemukan fakta. Rahasia dibalik suksesnya orang-orang hebat atau berprestasi. Salah satunya, mereka tidak punya waktu untuk menggalau yang tidak jelas. Hidupnya fokus untuk mencapai harapan-harapan hidupnya dan impian-impiannya. Sampai saatnya tiba, mereka akan menyebar undangan pernikahan dan terpecahkanlah seluruh misteri cinta orang-orang hebat seperti ini. Bahkan, banyak dari pengagum rahasianya patah hati secara halus. Akhirnya rasa penasaran mereka retak terhadap sosok yang dikagumi. Orang-orang seperti ini kadang tidak pernah terdengar gosip, mereka dekat dengan siapa. Ketika cinta menghampirinya, hanya undanganlah yang akan tiba ke tangan teman-teman dan kolega-koleganya.

Dari awal mereka telah sadar bahwa cinta akan menemukan jalannya sendiri. Sehingga hidupnya lebih banyak diisi dengan hal-hal bermanfaat dan juga memberi manfaat kepada orang lain. Tiba-tiba saya tergelitik untuk menulis pengalaman teman saya. Dia mungkin sedang jatuh hati. Tetapi, dia belum pernah bertemu dengan sosok yang dikagumi itu. Dia hanya mendengar sebatas cerita-cerita positif tentang orang itu. Dan mungkin mengamati aktivitas-aktivitasnya dari balik layar ponsel. Sebatas itu saja. Kagum pada orang yang tepat itu mungkin tidak ada salahnya, kataku. Bisa jadi ini malah peluang untuk menjadi lebih baik. Kita bisa memantaskan diri untuk berusaha mengimbanginya. Meski pada akhirnya tidak berjodoh dengannya, usaha untuk memantaskan diri tidak sia-sia. Tetapi, kadang niat memang harus terus diperbarui.

Satu lagi, wejangan ini saya dapatkan dari orang yang telah menikah. Katanya, sangat jarang orang menikah dengan kriteria yang ia idam-idamkan. Kadang-kadang jodoh itu bahkan tidak ada dalam kriteria yang pernah kita buat. Jadi, untuk memutuskan menikah, katanya tidak butuh seberapa dalam cintamu kepadanya, seberapa match semua kriteriamu ada padanya. Tetapi, lihatlah keberanian dan tanggung jawab orang itu. Maka ada benarnya, mereka yang memilih untuk tidak pacaran atau membuang waktu terlalu lama dalam hubungan kenal-mengenal itu memahami prinsip ini. 

Mungkin ini terdengar sangat klise. Bahwa, semua ada waktunya. Seperti rezeki tidak pernah salah alamat dan salah waktu. Kalau sudah rezeki, seberat apapun jalan yang ditempuh, sesingkat atau selama apapun waktu yang dibutuhkan, dia akan datang kepada sang pemilik rezeki.
Maka tenang saja gadis, cinta akan menemukan jalannya masing-masing!

Melbourne, 31 Juli 2016

:: The pic was taken in Shibuya Crossing, Tokyo, Japan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.