Memantaskan diri

 

Mungkin kebahagiaan itu semu jika dicari pada hal-hal di luar diri manusia. Kebahagiaan itu letaknya di hati yang selalu tahu jalan kebenaran.

Jalan-jalan semakin ramai tapi saya tidak tahu hendak kemana mengunjungi kawan-kawan yang pernah dekat di masa lalu. Pilihan-pilihan sederhana dan pertemuan-pertemuan dengan beberapa orang dari masa lalu telah membentuk kita menjadi seperti sekarang ini. Ada yang semakin menjauh dan ada yang semakin mendekat. Sampai dunia ini berakhir, kita akan selalu melalui seleksi pertemanan. Teman-teman dekat kita akan berubah seiring berubahnya tempat berpijak kita. Hanya keluargalah yang abadi.

Saya juga tidak menyangka akan melintasi beberapa tempat di dunia ini. Kembali ke kota kelahiran, telah menyadarkan saya seberapa jauh jarak tempuh, pergolakan pemikiran dan perasaan yang harus saya lalui untuk bisa sampai ke tahap ini. Harapan-harapan saya yang dulunya membeku, mencair satu persatu. Saya seperti merasakan cahaya matahari yang berbeda meski berasal dari matahari yang sama. Seperti merasakan rasa hujan yang berbeda meskin turunnya di langit yang sama. Ketika berada di kota B, kita merindukan langit kota A, pun sebaliknya. Kita menyebut rindu itu tuntas ketika berhasil menemui setiap yang ingin kita temui.

Jalan-jalan yang kita lalui, gedung-gedung yang kita saksikan bahkan tempat-tempat yang pernah kita kunjungi pasti telah dilalui oleh banyak orang terlebih dahulu. Kembali ke Indonesia sampai ke Kota Polewali seperti menggulung jarak yang pernah saya bentangkan. Saya ingin menjadi solusi dan pembawa kebahagiaan bagi orang-orang yang mengenal saya. Saya berharap keberadaan saya akan membawa kebahagiaan dan mengurangi masalah mereka. 

Berbicara mengenai jodoh. Hidup adalah tentang memantaskan diri sampai mendapatkan cinta Tuhan dan cinta orang-orang yang berhak mendapatkannya. Kita mencapai ini dan itu adalah upaya memantaskan diri. Kita berkenalan dengan orang-orang hebat adalah peluang memantaskan diri. Bahwa saya ingin sehebat dia. Bahwa saya ingin memantaskan diri saya agar bisa menyamainya. Meski pada akhirnya tidak selalu bertemu. Karena tidak ada yang salah dengan memantaskan diri. Memantaskan diri adalah bentuk untuk terus berbuat baik sampai mendapatkan cinta dan keberkahan dari Sang Pencipta. 

Bisa jadi jodoh serupa itu, ada kisah kita yang beririsan dari masa lalu. Kita pernah melewati persinggahan yang sama. Kita melewati pencapaian-pencapaian hidup yang sama dan kegagalan-kegagalan yang sama.

Taqabalallahu minna wa minkum 
Mohon maaf lahir dan batin

Happy Eid Mubarak 1437 H

Polewali, 8 Juli 2016

:: the pic was taken at City Cats Brisbane River

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.