Harapan itu Bernama Ilmu



"Seperti cita yang setinggi langit dan hati serendah bumi"

Harapan-harapanmu boleh memeluk semesta, tetapi apa yang kau punya di hatimu adalah yang menuntunmu menjadi sebaik-baik manusia. Menjadi abadi di langit adalah kesempurnaan yang sulit dijangkau oleh manusia-manusia biasa.

Setiap keringat yang kau teteskan. Setiap pengorbanan yang kau ambil. Setiap penolakan yang kau terima mungkin adalah titik-titik menuju kebahagiaanmu. Semua yang kau lewati mungkin saja menjadikanmu lebih kuat dari sebelumnya. 

Kita hidup di dunia ini untuk menumbuhkan tanaman yang kelak hasilnya bisa kita tuai di kehidupan selanjutnya. Kita datang seorang diri dan akan kembali seorang diri. Teman sejati kita kelak bukanlah teman dekat kita saat ini yang bisa kita mintai pertolongan. Tetapi, amal kebaikanlah yang menjadi teman sejati kita kelak yang akan menyelamatkan kita dari malapetaka.

***
Musim dingin di Sydney tak sedingin di Melbourne. Beberapa hari kemarin hujan seharian. Tapi kadang di sore hari hujannya berhenti dan matahari muncul, seperti kemarin ketika saya tiba di Sydney Uni.

Ketika bepergian, salah satu tempat yang sayang untuk dilewatkan adalah universitas terbaik di kota itu. Universitas adalah salah satu pusat peradaban, dimana perubahan bisa lahir dari situ.
Mungkin para pencari ilmu itu seperti para pencari Tuhan. Ketika menggali ilmu, mereka seperti menemukan Tuhan di dalamnya.

Sydney, 23 Juli 2016

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.