Saya selalu tertarik jika membahas masalah perempuan dan perubahan. Sebagai perempuan yang masih belajar, perubahan menjadi lebih baik adalah hal yang diharapkan. Semester lalu saya mengambil mata kuliah "Adult Learning". Meski nilai saya kurang memuaskan tapi pengetahuan saya bertambah. Setidaknya saya belajar banyak hal.
Ternyata ada dua pandangan yang menyatakan mengapa orang dewasa harus belajar atau apa tujuan orang dewasa belajar. Pertama, terkait self-actualisation/self-development (Knowles) dan kedua adalah social change (Brookfield). Dengan kata lain, tujuan adult education itu adalah untuk aktualisasi diri dan perubahan sosial. Tidak hanya belajar untuk memajukan diri sendiri tapi kita juga perlu mengubah masyarakat. Menurut saya teori ini sangat ideal untuk hidup yang lebih baik.
Jika seorang perempuan menempuh pendidikan yang tinggi, ada ruang dalam pikirannya yang ingin dicapai. Setidaknya ia ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bidang yang mereka tekuni atau senangi. Mereka ingin mencapai kesuksesan dalam persepsi mereka masing-masing. Lalu pertanyaannya, bagaimana seorang perempuan dikatakan sukses?
Jika seorang perempuan memiliki sekolah yang tinggi, karir yang bagus, gaji yang tinggi, memiliki barang-barang berkelas apakah kemudian dia dikatakan sukses? Pertanyaan ini mungkin sangat bias, meski tidak ada larangan untuk mencapai standar itu. Saya menemukan fakta yang mencengangkan di Australia. Pemerintah akan memberikan $5000 bagi seorang perempuan yang berhasil melahirkan. Entah apa alasan dibalik pemberian itu. Menurut saya angka itu terlalu fantastis untuk setiap bayi yang lahir. Saya jadi berpikir, mungkin tidak banyak perempuan di negara ini yang ingin memiliki anak sampai-sampai pemerintahnya memberikan bonus sebanyak itu. Pemerintahnya mungkin khawatir akan terjadinya "Lost Generation" di negara ini.
Selain mengaktualisasikan dirinya, perempuan juga berperan penting dalam perubahan sosial. Tidak sempurna rasanya mengukur kehebatan seorang perempuan jika ia hanya hebat seorang diri. Kehebatan mereka baru teruji jika mereka sudah memiliki seorang pendamping dan anak-anak. Kalau ingin menguji ketangguhannya, maka lihatlah apakah suaminya semakin bersinar dalam karir dan kepribadian dan anak-anaknya berprestasi, berilmu dan berakhlak mulia. Lebih sukses lagi, jika ia juga bisa mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Kesimpulan saya, langkah terkecil yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan dalam perubahan sosial adalah perubahan dari dalam rumahnya. Setelah ia berhasil mengubah struktur terkecil itu termasuk dirinya pribadi, maka silakan berpikir untuk mengubah masyarakat.
Sebelum memahami teori ini, sebenarnya dalam agama saya, sudah diperintahkan untuk terus memperbaiki diri dan memperbaiki masyarakat. Dalam sebuah hadis dikatakan, orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari kemarin (HR Hakim) dan mencegah yang buruk atau menyeru yang baik (dakwah) adalah cara yang diperintahkan untuk mengubah masyarakat. Mari belajar lagi!
Melbourne, 4 Agustus 2016
0 komentar:
Posting Komentar