Analogi Sebuah Pelangi: Katakan Cinta dengan Pelangi

Aku bertanya: Kau tahu makna apa yang tersimpan dalam pelangi?
Diriku yang lain menjawab: Perbedaan menimbulkan keindahan
Aku bertanya lagi: Kenapa bisa dalam perbedaan akan timbul keindahan?
Diriku yang lain menjawab lagi: Karena dalam setiap perbedaan akan timbul makna
Aku bertanya lagi: Makna apa yang akan timbul dalam perbedaan
Diriku yang lain menjawab lagi: Ya, makna keindahan.
Aku bertanya lagi: Makna keindahan itu seperti apa?
Diriku yang lain menjawab: Tidakkah kau perhatikan warna-warni yang menciptakan pelangi. Perbedaan itu menimbulkan nuansa berbeda. Itulah keindahan seperti indahnya pelangi. Pelangi tak akan ada tanpa perbedaan warna itu. Jadi, tak akan ada sesuatu yang indah jika tak dibangun dengan perbedaan.
Aku bertanya lagi: Lalu, apakah kau suka dengan perbedaan?
Diriku yang lain menjawab lagi: Ya, tentu saja.
Aku bertanya lagi: Kenapa?
Diriku yang lain menjawab lagi: Aku ingin menjadi salah satu warna yang membangun keindahan. Aku ingin dikenang sebagai pencipta keindahan dalam perbedaan itu. Aku ingin menambah warna pada sesuatu yang tak berwarna-warni
Aku lagi: Jangan gila! Tak ada orang yang tahan dengan perbedaan. Itu mustahil…
Diriku yang lain menjawab lagi: Ya, itulah diriku!
Aku bertanya lagi: Apa maksudmu?
Diriku yang lain menjawab lagi: Karena aku memiliki cinta.
Aku lagi: Banyak orang yang memiliki cinta. Tapi, tetap saja tak mampu bertahan dengan perbedaan.
Diriku yang lain menjawab lagi: Cintaku ini berbeda. Yang jelas, cintaku tulus…cinta yang tak dimiliki oleh orang-orang yang tak mampu bertahan itu
Aku bertanya lagi: Bisakah kau gambarkan sedikit lebih detail tentang cintamu itu?
Diriku yang lain menjawab lagi: Cinta karena Allah. Itu saja!
Aku lagi: Kau hebat‼
Diriku yang lain bertanya: Kenapa?
Aku lagi: Banyak orang yang lari dari perbedaan
Diriku yang lain menjawab lagi: Itu karena mereka tak mampu melihat keindahan di balik perbedaan
Aku lagi: Ah, aku rasa menjadi berbeda itu memang sulit. Aku salut padamu!
Diriku yang lain menjawab lagi: Nah, itulah yang salah! Kau selalu membelenggu dirimu. Membelenggu cintamu. Lepaskan belenggu itu. Dan rasakan perbedaan itu.
Aku lagi: Ah, tetap sulit!
Diriku yang lain menjawab lagi: Jika kau berada dalam perbedaan, jangan selalu melihat perbedaan. Lihatlah persamaan!
Aku bertanya lagi: Bagaimana caranya? Belenggu perbedaan itu lebih kuat.
Diriku yang lain menjawab lagi: Rasakan dengan cinta. Pancarkan cintamu. Jangan biarkan ia lebih menguasaimu.
Aku bertanya lagi: Benarkah? Bagaimana mencobanya?
Diriku yang lain menjawab lagi: Mudah, semuanya mudah jika kau memiliki cinta. Cintailah perbedaan itu. Aku beritahu, kita akan selalu tertinggal, kalah, jika belenggu perbedaan itu tak dilepaskan…
Aku bertanya lagi: Apakah kau bahagia? Tidak tersiksa?
Diriku yang lain menjawab lagi: Tersiksa?? Itu asumsi yang salah. Tentu saja aku bahagia. Dan aku akan tetap setia dengan perbedaan. Karena aku mencintai mereka. Dan karena aku memiliki islam. Titik.

2 komentar:

  1. em,,, perbedaan yah,,, pelangi yah,,,
    aku setuju tanpa kompromi..
    bukankah kau tahu aku suka pelangi..,
    pelangi menyiratkan perbadaan,,,
    merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.. aku benar-benar hafal urutan itu dengan baik mejikuhibiniu...
    apa arti pelangi tanpa perbedaan. tanpa perbedaan itu pelangi takkan lagi indah,,,
    tapi bukankah pelangi itu juga terurai dari sebuah persamaan.PUtih,, warna pelangi terurai dari warna putih yang kemudian terpancar ke angkasa melalui prisma raksasa yang terbentuk dari ribuan titik-titik gerimis.
    Jadi nga akan ada yang salah dengan perbedaan yang bersumber dari sebuah persamaan akan persepi kebenaran... walaupun terkadang perbedaan itu dipenuhi misteri yang membingungka Yah,, sampai hari ini aku juga masih berusaha berkompromi dengan pebedaan itu...

    BalasHapus
  2. Uchty, aku berliangan di "Tentu saja aku bahagia. Dan aku akan tetap setia dengan perbedaan. Karena aku mencintai mereka. Dan karena aku memiliki islam. Titik."

    Yah! aku tak pusingi perbedaan itu, karena pada dasarnya ke-kita-an kita berbeda. Tak perlu memaksa untuk disamakan, cukup miliki saja Islam. Maka, dimata-Nya, kita adalah sama.

    Tolong katakan pada si "Aku yang bertanya" : Cinta itu memang berbeda. Tapi jangan sangka, Cinta milikku lebih berwarna dari apa yang kau kira.

    Salam. ^_^

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.