Katanya, orang-orang yang terlahir dengan
penderitaan akan lebih "tough" menjalani kehidupan. Kita harus terbiasa
dengan segala keterbatasan, agar tidak mudah mengeluh ketika menghadapi
tantangan. Kita harus terbiasa dengan kekurangan agar memahami betapa
berharganya rasa cukup dan betapa luar biasanya rasa lebih.
Kita
harus terbiasa dengan lelahnya belajar, lelahnya berusaha, pedihnya
berjuang dan pahitnya kegagalan. Agar kita bisa bangkit dengan usaha
yang dua kali lebih baik, dengan usaha yang lebih sungguh-sungguh.
Kegagalan hidup akan menantang kita untuk mencari cara dan strategi yang
lebih efektif untuk tidak gagal kedua kalinya. Itulah mengapa hidup ini
harus punya cita-cita, harus memegang ambisi, karena secara alamiah
itulah yang membuat fisik kita bergerak, otak kita bekerja, dan hati
kita berdoa untuk mencapainya.
Orang yang tak punya
tujuan, tak punya ambisi akan berjalan di tempat bahkan mungkin berjalan
mundur. Hingga ia menyadari teman-temannya yang dulu, meski hanya
bercita-cita sederhana telah melangkah lebih jauh, meninggalkannya,
lebih sukses menata masa depannya. Bercita-cita besar tidak merugikan
hidup bukan?
Seperti sebuah kendaraan yang butuh
rem, mengejar cita-cita hidup juga butuh rem. Rem akan menyadarkan kita
bahwa di depan bisa jadi ada bahaya. Rem bisa jadi menyelamatkan kita
agar tak jatuh dalam kerugian yang lebih parah. Rem ini adalah
pengendalian diri yang baik. Kita mesti sadar bahwa hidup tak selamanya
ditinggali. Kita mesti melihat jauh ke depan bahwa akan ada masa ketika
segala pencapaian umat manusia hanya akan menjadi kenangan. Tak berarti
dibawa mati. Maka pastikan apa yang kita lakukan, menjadi buah bibir
kebaikan dan sejarah yang menginspirasi orang lain untuk hidup lebih
baik.
Dengan pemahaman diri yang baik, kita akan
berani memandang jauh ke depan bahwa ambisi terbesar umat manusia
semestinya menjadi penghuni surga. Akan datang masa dimana segalanya tak
lagi punya nilai selain amal ibadah yang telah ditanam. Sudahkah kita
bercita-cita untuk dunia dan akhirat?
Bercita-citalah!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar