Ada sebuah organ yang dimiliki
manusia dengan kekuatan luar biasa. Tidak terdapat pada makhluk hidup
lainnya. Mungkin juga jin dan setan. Kita mengenalnya dengan nama otak. Dan di
sanalah terdapat akal. Manusia berpikir, berbuat, mencipta banyak hal yang
menakjubkan dengan organ ini. Bahkan sebuah peradaban bisa berjaya dan
runtuh dengan kemampuan manusia menggunakan kapasitas otaknya. Bedanya ada yang
tertuntun wahyu dan ada yang mengabaikan wahyu. Jika kita melihat dengan
kacamata keimanan tentu kita akan mengatakan seorang dikatakan cerdas jika ia
menggunakan ilmunya sesuai aturan Allah.
Kita mungkin mengenal Mustafa
Kemal Attaturk sebagai bapak pembaharu Turki dari buku-buku sejarah semasa
sekolah. Padahal sesungguhnya dia adalah biang keladi hilangnya penjaga
keimanan terbesar kaum muslimin sedunia. Khilafah Islam. Dia adalah keturunan
Yahudi dan salah satu anggota mason dari lodge Nidana. Tidak berlebihan jika
saya mengatakan dia jenius. Sebuah peradaban yang selama 700 tahun berusaha diruntuhkan
oleh kaum kafir runtuh di tangannya. Dengan kemampuan memaksimalkan kinerja
otaknya, merencanakan dan melakukan berbagai macam strategi, khilafah
benar-benar runtuh di Turki. Bahkan setan dan jin saja tidak mampu meruntuhkan
imperium ini. Padahal Mustafa Kemal Attaturk hanya seorang manusia biasa. Tapi dia
memiliki otak brilian yang difungsikan secara negatif, sanggup meruntuhkan
imperium besar umat islam yang telah didirikan oleh Rasulullah dan para sahabat
dengan susah payah.
Manusia bisa melakukan banyak hal
dengan akal. Manusia bisa ke luar angkasa juga dengan akal. Itulah mengapa
manusia dikatakan makhluk yang paling sempurna karena dianugerahi akal. Saya
jadi teringat film Death Note, tokoh Yagami Light dengan kejeniusannya bahkan
mampu menipu shinigami yang bernama Rem. Light berhasil membunuh Rem. Dalam
kasus tersebut seorang manusia yang hanya menggunakan akalnya sanggup membunuh Dewa
Kematian. Dunia memang menjadi dinamis
karena akal. Dunia bertambah baik atau bertambah buruk juga tergantung
bagaimana manusia menggunakan akalnya.
Dalam Al Qur’an Allah telah
menjelaskan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang cerdas (Al Baqarah ayat 47),
hanya saja mereka licik. Kecerdasan menjadi
hal yang tidak berguna jika dilakukan untuk merusak kehidupan. Kecerdasan
menjadi nihil ketika manusia tidak mampu menjadi lebih baik dan takwa dengan
ilmu yang dimilikinya. Banyak orang-orang cerdas yang berujung jadi koruptor,
pengkhianat, dan melakukan penipuan. Banyak ilmuwan terutama di Amerika menggunakan
ilmunya untuk kepentingan uang semata bahkan tega membunuh populasi manusia.
Maka tidak ada yang mampu
mengalahkan orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini
menembus ruang dan waktu. Sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal, mampu
diyakini oleh mereka yang cerdas spiritual. Merekalah yang mampu mengubah dunia
menjadi lebih baik. Mereka adalah Rasullullah, para sahabat , dan orang-orang yang
mengikutinya. Rasulullah dan para sahabat telah berhasil melakukan penaklukkan
demi penaklukkan untuk menjadikan islam sebagai agama yang paling tinggi di
muka bumi. Kita pun bisa seperti mereka meski tidak akan tepat menyamai keimanan mereka.
Tidak ada yang mengalahkan
kecerdasan generasi Rasulullah dan para sahabat. Mereka membangun sebuah peradaban besar yang
menjadi tempat berlindung yang paling aman oleh kaum muslimin dalam sejarah kehidupan
manusia. Kecerdasan spirituallah yang semestinya terus dipertajam. Karena akal
manusia akan bekerja lebih terarah jika tunduk kepada wahyu. Allah
menganugerahkan akal kepada manusia agar mengelola alam semesta dengan tuntunan
Allah. Kecerdasan intelektual menjadi pincang tanpa kecerdasan spiritual. Islam
telah mencontohkan lahirnya ilmuwan yang seimbang antara spiritual dan
intelektual seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Al Biruni, Ibnu Batuta, Ibnu Haitam
dll.
Sangat keliru jika menganggap
bahwa teknologi dan pengetahuan yang diciptakan karena kejeniusan manusia
semata sanggup memperbaiki dunia. Faktanya masih banyak orang yang
men-dikotomi-kan antara agama dan kehidupan yang mereka jalani. Agama hanya ada
di mesjid-mesjid. Setelah keluar dari mesjid, agama jangan dibawa-bawa. Kita bebas
melakukan apa saja. Sekuler. Struktur sosial masyarakat yang dibangun karena
kejeniusan manusia semata adalah fatamorgana. Suatu saat akan memudar.
Polewali, 28 November 2013
0 komentar:
Posting Komentar