Hujan dan Akhir November





Sesampainya di penghujung November
Dan hujan sudah reda
Sejumlah kenangan baru saja turun membasahi rumput di halaman rumah
Tak ada cahaya yang bisa kuhadiahkan hari ini untuk ibu

Sebuah doa,
Tentang hadiah mahkota
Yang suatu saat ingin kukenakan di kepala Ibu dan Ayah
Kuharap waktu akan mencatatnya sebagai sejarah di bumi
Dan surga mengenangnya

Kemarin adalah hari yang melegakan sekaligus menyisakan debar
Mungkin perasaan itu adalah perasaan terlapang di bulan ini
Aku melangkah lagi saat mimpi kembali menyentuh pikiranku
Setidaknya aku telah melakukan sesuatu

Angin berhembus tepat di sampingku
Cahaya di balik cakrawala yang masih rahasia.
Tentang siapa namamu
Mari kita cari tahu!


Sabtu, 30 November 2013
*Terimakasih kepada mereka yang masih menyisipkan doa
Doa dari mereka adalah hal yang paling membahagiakan bulan ini

A Corridor Where You Are

I remember the time when I was teaching at one of companies running in education field in Makassar. The company held the motivational training for all tutors. That time I was very energetic, full of ideas, had many targets and dreams. When the session of asking questions began, I asked a question to the trainer about capacities of woman. I had many things to do, but my religion has limitations. That's the point of my question. Then I got a brilliant answer from him, "Are you really doing the best in what corridor you are now? He smiled. I could not answer it.

Now I rethink about myself. Perhaps, it is somewhat like Scarlet Johanson's life in Nanny Diary. Every human has certain spaces in his/her life. The moment when people really do not know where to begin. I am not stuck in one condition. It is just something I have to do. Hmm, I babysit. My niece parents are working. My mom cannot hold the situation alone. She is overwhelmed. She asked me to stay beside her for a moment and helps her to nurse the fussy baby. She is very fussy, loves crying, but those are good premonitions that someday she will be clever.

Life is a process not a result. Have I really done the best in my corridor now? I don't think so. I still have many responsibilities and cannot responsible for them well. I also realize that today's life, people of the ages of me are supposed to work or make money on her own. I trust Allah has created beautiful plans of my life. At least, I don't just stay at home. I still do something. Love is totality. I am trying to love where corridor I am now. Allah sees the process not the result. 

So whoever does an atom's weight of good will see it, (Q.S Az Zalzalah:7)

Kapasitas Akal



Ada sebuah organ yang dimiliki manusia dengan kekuatan luar biasa. Tidak terdapat pada makhluk hidup lainnya. Mungkin juga jin dan setan. Kita mengenalnya dengan nama otak. Dan di sanalah terdapat akal. Manusia berpikir, berbuat, mencipta banyak hal yang menakjubkan dengan organ ini. Bahkan sebuah peradaban bisa berjaya dan runtuh dengan kemampuan manusia menggunakan kapasitas otaknya. Bedanya ada yang tertuntun wahyu dan ada yang mengabaikan wahyu. Jika kita melihat dengan kacamata keimanan tentu kita akan mengatakan seorang dikatakan cerdas jika ia menggunakan ilmunya sesuai aturan Allah.

Kita mungkin mengenal Mustafa Kemal Attaturk sebagai bapak pembaharu Turki dari buku-buku sejarah semasa sekolah. Padahal sesungguhnya dia adalah biang keladi hilangnya penjaga keimanan terbesar kaum muslimin sedunia. Khilafah Islam. Dia adalah keturunan Yahudi dan salah satu anggota mason dari lodge Nidana. Tidak berlebihan jika saya mengatakan dia jenius. Sebuah peradaban yang selama 700 tahun berusaha diruntuhkan oleh kaum kafir runtuh di tangannya. Dengan kemampuan memaksimalkan kinerja otaknya, merencanakan dan melakukan berbagai macam strategi, khilafah benar-benar runtuh di Turki. Bahkan setan dan jin saja tidak mampu meruntuhkan imperium ini. Padahal Mustafa Kemal Attaturk hanya seorang manusia biasa. Tapi dia memiliki otak brilian yang difungsikan secara negatif, sanggup meruntuhkan imperium besar umat islam yang telah didirikan oleh Rasulullah dan para sahabat dengan susah payah. 

Manusia bisa melakukan banyak hal dengan akal. Manusia bisa ke luar angkasa juga dengan akal. Itulah mengapa manusia dikatakan makhluk yang paling sempurna karena dianugerahi akal. Saya jadi teringat film Death Note, tokoh Yagami Light dengan kejeniusannya bahkan mampu menipu shinigami yang bernama Rem. Light berhasil membunuh Rem. Dalam kasus tersebut seorang manusia yang hanya menggunakan akalnya sanggup membunuh Dewa Kematian.  Dunia memang menjadi dinamis karena akal. Dunia bertambah baik atau bertambah buruk juga tergantung bagaimana manusia menggunakan akalnya. 

Dalam Al Qur’an Allah telah menjelaskan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang cerdas (Al Baqarah ayat 47), hanya saja mereka licik.  Kecerdasan menjadi hal yang tidak berguna jika dilakukan untuk merusak kehidupan. Kecerdasan menjadi nihil ketika manusia tidak mampu menjadi lebih baik dan takwa dengan ilmu yang dimilikinya. Banyak orang-orang cerdas yang berujung jadi koruptor, pengkhianat, dan melakukan penipuan. Banyak ilmuwan terutama di Amerika menggunakan ilmunya untuk kepentingan uang semata bahkan tega membunuh populasi manusia. 

Maka tidak ada yang mampu mengalahkan orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini menembus ruang dan waktu. Sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal, mampu diyakini oleh mereka yang cerdas spiritual. Merekalah yang mampu mengubah dunia menjadi lebih baik. Mereka adalah Rasullullah, para sahabat , dan orang-orang yang mengikutinya. Rasulullah dan para sahabat telah berhasil melakukan penaklukkan demi penaklukkan untuk menjadikan islam sebagai agama yang paling tinggi di muka bumi. Kita pun bisa seperti mereka meski tidak akan tepat menyamai keimanan mereka.

Tidak ada yang mengalahkan kecerdasan generasi Rasulullah dan para sahabat. Mereka membangun sebuah peradaban besar yang menjadi tempat berlindung yang paling aman oleh kaum muslimin dalam sejarah kehidupan manusia. Kecerdasan spirituallah yang semestinya terus dipertajam. Karena akal manusia akan bekerja lebih terarah jika tunduk kepada wahyu. Allah menganugerahkan akal kepada manusia agar mengelola alam semesta dengan tuntunan Allah. Kecerdasan intelektual menjadi pincang tanpa kecerdasan spiritual. Islam telah mencontohkan lahirnya ilmuwan yang seimbang antara spiritual dan intelektual seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Al Biruni, Ibnu Batuta, Ibnu Haitam dll.

Sangat keliru jika menganggap bahwa teknologi dan pengetahuan yang diciptakan karena kejeniusan manusia semata sanggup memperbaiki dunia. Faktanya masih banyak orang yang men-dikotomi-kan antara agama dan kehidupan yang mereka jalani. Agama hanya ada di mesjid-mesjid. Setelah keluar dari mesjid, agama jangan dibawa-bawa. Kita bebas melakukan apa saja. Sekuler. Struktur sosial masyarakat yang dibangun karena kejeniusan manusia semata adalah fatamorgana. Suatu saat akan memudar.

Polewali, 28 November 2013



Menemukanmu!

Malam itu tidak ada puisi
Hanya angin yang sedikit mengabarkan tentangmu.
Di kota ini.

Aku memasuki sebuah toko dan kulihat kau disana.
Kita saling melempar senyum
Hanya berselang sepersekian detik
Dan segala kenangan terpanggil

Maaf, aku mengabaikanmu, demi Tuhanku.

Beberapa kali aku menunggumu di suatu senja masa silam
Tapi kau tak datang.
Aku bersyukur, katakatamu tak sederas aliran sungai
Menuju padaku
Bahkan tergenang di hatimu saja.
Dari situ, aku belajar lebih sabar.

Namun silau mata kita tak pernah berubah
Sampai pada akhirnya, kita tak bertemu lagi
Lama sekali.

Aku menuntut ilmu di kota seberang

Cara pandangku tentang cinta pun berubah
Kuakui kau paling pandai memendam perasaan
Jauh lebih pandai dari cara perempuan memendam perasaannya
Terimakasih!
Kau telah menyelamatkanku dari yang kusebut 'cinta tanpa iman'

Polewali, 2013




*Teman masa lalu, semoga kau mendapatkan wanita yang baik! 

Teori Jarum Hipodermik



Pernah dengar istilah jarum hipodermik? Dalam dunia medis dikenal sebagai jarum yang digunakan dengan alat suntik untuk menyuntikkan zat ke dalam tubuh manusia. Tapi saya tidak akan bicara tentang jarum hipodermik dalam istilah medis, melainkan komunikasi. Jarum hipodermik dipakai dalam istilah komunikasi merupakan sebuah teori (Hypodermic Needle Theory) atau dikenal juga dengan teori peluru menggambarkan keadaan dimana informasi bisa memutarbalikkan dan menguasai keadaan. Hitler pernah berkata kesalahan yang berulang-ulang bisa menjadi sebuah kebenaran. Ungkapan ini sejalan dengan teori jarum hipodermik. Sebuah informasi yang berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran yang tidak bisa ditolak oleh masyarakat. Informasi dalam media khususnya televisi ibarat jarum yang dilemparkan berulang-ulang kepada manusia sehingga manusia menjadi tidak berdaya dan akhirnya pasrah.
Dalam beberapa kasus media yang dikontrol oleh invisible hands seringkali menggunakan teknik jarum hipodermik untuk mengendalikan masyarakat. Salah satu yang paling berpengaruh adalah kasus terorisme. Sebelum peristiwa 9/11 di Amerika terjadi, istilah terorisme tidak begitu familiar. Masyarakat dunia pun mengenalnya hanya sebatas tindakan meneror, mengancam, dan menakut-nakuti seseorang. Tapi setelah gedung WTC diledakkan, stereotype masyarakat dunia berubah dan mengaitkannya kepada satu ideologi: Islam. Terorisme dan islam seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Keadaan ini membuktikan kebenaran teori jarum hipodermik. Terlalu seringnya media barat khususnya Amerika mengekspos kasus terorisme dan mengaitkannya dengan islam menciptakan keadaan dimana masyarakat meyakini 75% kasus terorisme diinisiasi oleh kelompok islam. Lihat bagaimana istilah terorisme seketika bergeser. Jika orang atau sekelompok orang yang juga melakukan tindakan teror tetapi mereka bukan muslim, maka istilah terorisme mungkin tidak berlaku dalam kasus ini. Bisa jadi dikenai tindakan kriminal biasa. Media pun tidak terlalu mem-blow-up berita ini.
Lebih spesifik lagi mereka memberikan standar bahwa mereka yang tergolong dalam kelompok ini berasal dari pesantren, berjilbab besar, berjanggut dan sejumlah ciri-ciri lainnya. Padahal sampai sekarang keadaan tersebut tidak benar-benar terbukti. Densus 88 telah melakukan tindakan kriminal karena melakukan pembunuhan kepada orang-orang yang sama sekali tidak memiliki bukti terlibat dalam tindakan terorisme.
Informasi dengan teknik jarum hipodermik benar menciptakan keadaan masyarakat sesuai dengan keinginan media atau pihak yang ada di baliknya. Masyarakat bahkan kaum muslimin sendiri mencurigai saudara dan saudarinya sendiri. Mereka bahkan mempercayai bahwa teroris itu kebanyakan berasal dari pesantren, ikut pengajian, berjilbab besar, berjanggut dll. Hal ini mengakibatkan banyak orang tua yang enggan memasukkan anaknya ke pesantren. Betapa hebatnya media sehingga mampu mengontrol  masyarakat. Informasi yang terus-menerus ditembakkan ke masyarakat seperti peluru yang siap menembus kepala sehingga masyarakat menjadi tak berdaya.
Contoh lain, kita mungkin melihat Amerika adalah negara yang paling sejahtera, penduduknya kaya raya, negara yang paling banyak menyumbang daftar orang kaya dunia. Industri filmnya menjadi kiblat perfileman dunia. Universitas-universitasnya menjadi universitas terbaik dunia dan dicita-citakan oleh banyak pelajar di dunia. Negara dengan teknologi canggih, memiliki kota-kota besar yang terkenal di seluruh dunia, membuat Amerika menjadi negara yang paling ingin dikunjungi. Tahukah kalau Amerika sebenarnya rapuh. Ekonominya semakin ambruk, hutangnya terus bertambah. Tetapi tetap saja itu tidak mengubah citra Amerika sebagai negara impian jutaan orang di dunia. Apa yang membuat orang-orang meyakini hal tersebut? tidak lain karena Amerika telah berhasil membangun citra positif yang terus mereka sebarkan melalui media. Mereka terus menyebarkan budaya dan ideologi mereka melalui film, musik, fashion, fun dll. yang tentu saja melalui media.
Informasi yang disampaikan berulang-ulang membuat masyarakat menjadi biasa dengan hal itu. Mereka telah menganggap itu menjadi lazim. Saat ini siaran televisi menjadi salah satu faktor penghancur masyarakat khususnya generasi muda. Berapa banyak tayangan sinetron, lagu-lagu tentang percintaan yang dikonsumsi oleh anak-anak kita. Media televisi menjadi alat untuk melumpuhkan otak anak-anak kita. Bahkan anak-anak sekolah dasar menganggap pacaran menjadi hal biasa. Para orang tua juga menganggap hal itu bukanlah kesalahan. Apa yang setiap hari ditawarkan televisi berhasil menggiring masyarakat dalam kehidupan yang semakin tidak punya aturan. Bandingkan beberapa tahun silam dimana media belum seperti sekarang ini. Jika kesalahan saja berhasil diubah menjadi kebenaran dengan menggunakan teori jarum hipodermik, coba bayangkan jika kita menggunakan teori ini untuk menyebarkan sebuah kebenaran mutlak, Al Qur’an dan As Sunnah yang berasal dari Allah swt dan Rasul-Nya.

Kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir
 (Ali Bin Abi Thalib ra.)

Fluktuasi

"Bila kita tidak sibuk dalam urusan akhirat, maka kita akan sibuk dalam urusan dunia" 
-Someone-

Setiap orang ingin berubah, memperbaharui kualitas hidupnya, baik dari segi dunia maupun akhirat. Berkenalan dengan berbagai macam karakter manusia, tercelup ke lingkungan yang berbeda-beda, tentu saja akan mempengaruhi cara kita berpikir dan bersikap. Meskipun sebenarnya Allah telah menganugerahkan kita sebuah "device" yang tidak diberikan kepada hewan. Manusia memiliki akal yang dapat ia gunakan untuk berpikir, menyeleksi apa yang baik maupun buruk bagi dirinya. Pada faktanya, sekuat apapun pemahaman yang ada dalam "device" itu, faktor eksternal akan mampu menghapus apa yang telah kita pahami. Sebut saja kita telah mengaji islam, ada beberapa hal baik dan buruk yang sudah kita hafal di luar kepala. Mana yang sesuai hukum syara' atau tidak. Semuanya sudah kita pahami. Tapi apakah itu pasti akan membentengi diri kita dari hal-hal sia-sia, maksiat kecil bahkan besar. Tidak. Inilah kekuatan faktor "X" yaitu lingkungan membentuk perilaku manusia. 

Keimanan berfluktuasi. Ia akan meningkat dengan amal saleh, dan menurun dengan kemaksiatan. Beruntunglah orang-orang yang selalu didekatkan kepada cahaya. Allah menegurnya ketika mereka tengah lalai. Dalam keadaan seperti itu Allah membuktikan keberadaan kasih sayangnya yang tidak pernah berubah. Untuk bisa mempertahankan keimanan yang stabil, kita memang harus dikelilingi sesuatu yang baik, yang senantiasa mengingatkan kita kepada Allah swt. Makanya, kita perlu memperhatikan apa yang kita sibukkan. Jika kita tidak sibuk dalam urusan akhirat, maka kita akan sibuk dalam urusan dunia. 

Kesibukan dunia yang berlebihan, perlahan akan melemahkan hubungan kita dengan Allah. Hal ini akan mempengaruhi keimanan yang berusaha kita jaga. Akhirnya, tidak sadar bahwa kita sudah melenceng dari orbit dimana idealnya kita berada. Kita lalai. Perbuatan yang sia-sia bahkan kemaksiatan mulai biasa kita lakukan, bahkan perasaan bersalah ketika melakukan kemaksiatan tersebut perlahan memudar. Ini bisa terjadi kepada siapapun. Untuk itulah ruh itu penting. Setiap kita melakukan aktivitas keduniaan, ruh harus tetap dihadirkan, keterikatan dengan Allah. Bahwa apa yang kita lakukan diniatkan semata-mata karena Allah. Menghadirkan Allah di segala aktivitas kita. Tentu saja ini tidak berlaku ketika aktivitas yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. Tetapi, kalau kita berbuat salah atau dosa, maka ampunan Allah selalu terbuka, Istigfar dan bertaubat.

Kitalah yang mengetahui bagaimana waktu kita dihabiskan. Jika cenderung sibuk dengan aktivitas dunia, kita harus selalu ingatkan diri sendiri untuk tetap sibuk dengan urusan akhirat. Bagaimanapun kesibukan kita mempengaruhi fluktuasi keimanan. Maka sibuklah kepada yang mendekatkan kita kepada Allah swt.

Makassar, 1 November 2013



Diberdayakan oleh Blogger.