Hilang…..



Pernah merasa tidak menikmati hangatnya sinar matahari padahal hari tengah cerah ceria. Atau  tidak merasakan dinginnya hujan, malah gerah rasanya padahal air dari langit jatuh satu-satu. Kusebut ini, momen hilang. Belakangan ini aku merasa statis, stagnan, lamban. Semua berjalan dengan ketidakteraturan.  Tidak ada pencapaian apa-apa. Huff, benar-benar hampa… tidak ada sejarah di kaki bumi yang bisa kutorehkan. Tapi, Alhamdulillah, tiada kata henti untuk bersyukur. Bersyukur atas nikmat-nikmat kecil yang terkadang kulalaikan. Seperti, masih lengkap dan normalnya kelima indraku. Dan keimanan yang masih membersamai. Juga mengukur sudah sejauh mana aku berjalan.

Tahun 2009-2010 benar momen yang fantastis. Beberapa karya masuk media dan menang kompetisi. Kalau di-list cukup banyak kompetisi menulis yang kuikuti. Yah, sebuah pencapaian yang patut disyukuri. Tahun 2011, tiba-tiba naluri berkaryaku melamban. Sangat sedikit kompetisi yang sempat kuikuti. Entah kenapa, mungkin karena konsentrasiku yang buyar, semakin tidak fokus. Ada hal yang dituntut untuk diperhatikan. Tapi, Alhamdulillah, sebuah momen yang paling bersejarah, aku bisa merasakan salju sungguhan. Ah, bukan saljunya, tapi bisa menginjakkan kaki di benua  lain. Ada mimpi yang terwujudkan, unforgettable moment deh… Selebihnya, buku kedua FLP Ranting Unhas diterbitkan!!!

Pasca dari Amerika, naluri berkarya masih melamban. Eh, bukan melamban sih, bukan rejeki kalee ya. Banyak kesempatan yang terlewatkan. Tidak ada yang menang dan tembus media. Kecuali di media kampus. Entahlah, mungkin karena faktor internal diriku. Masih dipengaruhi oleh hal yang patut diperhatikan tadi. Konsentrasi tidak fokus. Kupikir karena itu adalah sebuah keseriusan yang agama menganjurkannya. Hmm,  sudahlah.. aku masih bisa melihat wajahku terpampang di salah satu koran. Dan cukup membahagiakan keluargaku. Terutama ibuku, sayang. Selain itu, sempat menjadi salah satu tamu/pembicara di English Corner. Duh,,senangnya.. Dan yang terakhir menjadi presentator di acara PENTALOKA Unhas, di hotel pula.. bertemu para orang-orang penting. Birokrasi kampus, profesor, dosen, akademisi, ketua BEM, himpunan, aktivis mahasiswa. Tak terbayangkan, bisa duduk di hadapan mereka dan menyajikan sebuah presentasi sebagai bentuk ungkapan perasaan dan pemikiran yang kami alami selama menjadi mahasiswa biasa. Waktu itu kami mewakili mahasiswa pondokan. Tapi, banyak yang terheran-heran mahasiswa pondokan tapi banyak bicara (haha…)

Serasa menjadi anggota DPR saja.. berkesempatan bergabung dalam sebuah komisi untuk menghasilkan standar operasional unhas yang akan dijadikan acuan untuk memupuk karakter kebangsaan. Senang,,, soalnya bisa menyampaikan ide-ide dan aspirasi. Semoga diridhoi Allah… Alhamdulillah, paling tidak suara kami didengar, masuk dalam salah satu karakter yang disingkat MARITIM. R untuk religius. Yah, semoga memberikan dampak yang nyata untuk kampus merah tercinta. Semoga bukan bagian dari grand design asing, tapi sepertinya iya… sempat baca salah satu kerjasama partnership dengan amerika adalah pendidikan berkarakter yang telah dibahas dalam pertemuan rektor-rektor Indonesia di Washington DC. Tapi, sudahlah… yakini saja konspirasi selalu ada. Penjajahan terus berlangsung di negeri tercinta ini. Semoga kehadiran para pengemban dakwah bisa menjadi katalisator perubahan di Indonesia bahkan dunia.  

Akhir-akhir ini benar-benar merasa lamban, hampa tanpa pencapaian. Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku. Untung Allah tidak menciptakan manusia hanya dengan perasaan. Akal hadir untuk menuntun...

SMS Sahabat


Sms-sms yang masuk ke inbox hape-ku beberapa hari ini. Ada banyak sms. Mulai dari ayat Al Qur’an, hadis, maupun kata-kata kebaikan dari saudara-saudari yang mengingatkan dan mencintai karena Allah. Ada juga sms rapat. Beberapa dari orang terdekat hingga orang tak dikenal. Tapi, saya sengaja memilih sms-sms di bawah ini. Saya merasa mereka ingin membagi perasaan mereka kepada saya. Itu berarti saya termasuk orang yang penting dalam hidup mereka. Dan itu adalah sebuah kesyukuran. Saya hanya senang.

Bagaimana cerita hidup akan berakhir? Semua kejadian ada tujuannya. Slamat malam…
(15/01/2012 21:05)
FLP Hayluz

Assalamu’alaikum. Selamat pagi. Buatlah kita terinspirasi dr hal2 kecil d sekitar kta agar dpat berdamai dgn kesedihan kta setiap harinya. Semangat!
(18/01/2012 07:33)
FLP Muhaemin

Menangis tersedu-sedu membaca Menatap Punggung Muhammad. Masih di halaman 14.
*Curhat

(19/01/2012 08:17)
FLP K Ida

Cukup beri Satu “Kesabaran” pada Perempuan., maka dia akan memberikan Seribu “Kebahagiaan” yg beragam bentuk kepada Kaum Adam.
(Ma’mun Affany)
*Ngutip.com# :)
(19/01/2012 19:36)
FLP Icha Cubby

Kamar, 16 Januari 2011.
Semakin aku berpikir, semakin jauh aku jatuh cinta pada Islam… Allah telah membuatkan skenario paling indah. Sedih, senang, bête, kegirangan. Mencoba menikmati semua warna. Dan ingin kutularkan pada dunia. Islam itu indah. Aku bahagia bertemu teman2. I love u cause Allah… Gmn dng kalian? ASRA
(19/01/2012 21:27)
Asra

***
Kalau diarsipkan, entah berapa banyak sms-sms seperti ini dari sahabat-sahabat. Dulu saya sempat menyimpannya, tapi kapasitas hp tetap tidak muat untuk menyimpan semuanya. Beberapa harus di-delete. Hanya sms-sms yang paling berkesan saja yang saya save.
Bagaimana perasaan teman-teman ketika mendapat sms-sms sederhana dan mengandung kebaikan dari sahabat-sahabat. Ada perasaan yang bergetar kan? Entah itu sedih, senang, terharu, bahagia. Pasti ada yang terbekaskan. Itulah kekuatan kata-kata. Bagaimanpun, kata-kata itu menggerakkan. Sesederhana apapun itu. Maka gunakanlah kata-kata untuk mencahayai hati hingga dunia.
***

Serenade Hujan di Januari


:: Kepada seorang sahabat, meminjam judul cerpennya.

Seperti sebuah kendaraan yang melaju di lalu lintas. Kita harus berhenti pada lampu merah. Di sini, ada ruang untuk mimpi-mimpi, harapan-harapan, dan cita-cita. Kita tidak boleh silau oleh cahaya yang sebenarnya api. Sedikit saja kita menyentuhnya akan terbakar. Seperti katamu.

Berhati-hatilah. Acuhkan buku bersampul yang di dalamnya tersimpul kata-kata manis. Dan bersyukur Allah masih membukakan jalan untuk tidak terjatuh pada lubang yang sama. Benar, sejarah tidak boleh dilupakan begitu saja. Kalau orang bilang, masa lalu tinggallah masa lalu. Tapi bagiku masa lalu adalah sebuah kekuatan. Masa lalu sangat berharga. Mengajarkan kita untuk menemukan jalan dan cara lain untuk tidak terjatuh pada lubang yang sama. Mungkin kita akan belok, berjalan di pinggir atau melangkahi lubang itu. Mengikatnya dalam kata bijak, akan membawa hikmah. Dan kata-kata berhikmah akan mencahayai bumi.

Kupikir semua ada masanya. Saat itu kendaraan berhenti pada lampu hijau. Saat seluruh keadaan akan siap tanpa kau memintanya. Allah akan mengirimkan kejutan-kejutan yang sama sekali tidak kita duga sebelumnya. Dan kita harus siap dengan kejutan itu. Apapun atau siapapun, itulah kiriman terindah dari Allah. Kita hanya butuh banyak belajar. Lampu merah adalah alarm pemberhentian untuk mengingatkan kita agar lebih banyak berkarya dan berarti untuk kehidupan ini, semata karena Allah. Ada masa ketika lampu merah berganti lampu hijau. Hampir lupa, ada juga lampu kuning...

Mimpi-mimpi dan harapan-harapanmu lebih berharga daripada lukisan senyum usai hujan. 

Sejarah menantimu!


Makassar, Kamis, 12012012/12.00 Wita


Menjemput Impian


Masih mencoba membekaskan makna kebaikan dalam catatan waktu yang semakin abstrak. Aku yakin, kecepatan cahaya tidak akan pernah berkurang untuk sampai ke bumi. Sama seperti cahaya yang tidak akan hilang dalam diri manusia. Ketika redup, selalu ada alarm yang mengingatkan. Karena Allah tidak pernah benar-benar meninggalkan hamba-Nya. Ketika kita datang membawa kesalahan sepenuh bumi dan dosa-dosa telah sampai ke langit, maka Allah akan datang membawa ampunan sepenuh bumi dan sedalam samudera.

Merinding. Tubuhku bergetar. Jantungku berdegup dua kali lebih cepat, betapa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah telah menghujaniku dengan nikmat luar biasa. Maka harus dengan alasan apalagi aku tak mengindahkan perintah-Nya. Harusnya manusia bisa seperti padi; semakin berisi, semakin merunduk. Dan seperti rumput yang bertasbih, mengharap hanya pada Yang Satu.

Di sini,
Di bawah awan berkaca
Dengan sebuah senyuman
Mengejar yang belum terkejar
Aku harus kembali mengeja ilmu 
Dalam rupa waktu yang semakin sempit
Dalam ruang yang semakin terbatas
Di saat orang-orang telah meninggalkanku karena mengejar waktunya
Aku masih mencatat setiap kalam-Nya
Dan menyisakan ruang untuk menjemput mimpi-mimpi dan harapanku!
Rabb, jadikanlah semua ini alasan-alasan untuk meraih ridha-Mu.



Eudaemonia



Oleh: Bulqia Mas’ud

Setiap manusia ingin bahagia. Tentu kita semua ingin mendapatkan ketentraman dalam hidup. Kebahagian bisa menunjukkan tingkat kesejahteraan seseorang, baik harta, jiwa dan raga. Mencari kebahagiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tentu saja perlu pengorbanan untuk meraihnya. Di Amerika dikenal istilah American Dream (mimpi-mimpi orang Amerika). Orang-orang Amerika begitu terobsesi dengan istilah kebahagiaan, namun sayang kebahagiaan yang mereka kejar adalah kebahagiaan semu.
Aristoteles, seorang filsuf Yunani (384-322 SM) memberikan istilah bagi keadaan ini, yaitu eudaemonia. Istilah ini kerap dipakai dalam istilah filsafat untuk menunjukkan arti kebahagiaan, kesenangan, dan ketentraman. Eudaemonia diambil dari bahasa Yunani, eu berarti ‘baik’ seperti euphoria, euphemism, eulogy dan Europe. Daemonia terkait dengan kata daemon yang berarti ruh. Dalam Bahasa Inggris modern istilah daemon (demon) berarti ruh yang jahat. Jadi, menurut Aristoteles eudaemonia adalah suatu kebaikan ruhaniah.
Mungkin lebih sedikit manusia yang menyadari bahwa zaman sekarang telah dikunkung oleh ideologi besar bernama kapitalisme. Semua celah terasuki, sampai ke struktur terkecil kehidupan kita. Bahkan orientasi kebahagiaan pun dikendalikan oleh ideologi ini. Dalam perspektif kapitalisme, kebahagiaan adalah ketika kita telah mampu memenuhi segala kebutuhan hidup dengan materi yang berlimpah. Pemahaman masyarakat dibentuk untuk hidup mengejar materi. Masyarakat bersikap konsumtif, membeli barang-barang tertentu seperti mobil mewah, rumah mewah, pakaian mewah, menjaga penampilan dan gaya hidup tertentu.
Aleister Crowley, seseorang yang dijuluki bapak satanisme modern mengajak masyarakat barat untuk semakin meraih eudaemonia. Istilah yang dikeluarkannya sangat terkenal “Do what thou wilt” lakukan apa kehendakmu. Kalimat ini kemudian dijadikan rumus bahagia bagi generasi muda barat. Mereka kemudian bertindak sesuka hati untuk mendapatkan kepuasan-kepuasan semu. Slogan merek sepatu Nike “just do it” juga kalimat  yang mengandung pesan agar kita melakukan apa saja untuk meraih eudaemonia. Konsep ini pun mewabah ke bagian belahan timur di dunia, termasuk Indonesia, salah satu yang terparah.
Padahal terbukti bahwa kepemilikan barang dan harta kekayaan tidak sepenuhnya membawa kebahagiaan. Kita bisa saksikan dari tingkah laku sebagian orang-orang kaya dan selebritis dunia bahkan tanah air. Mereka justru kebanyakan mengalami depresi, stress, hingga mengalihkannya ke cara-cara yang semakin menghancurkan kehidupannya, seperti narkoba, mabuk-mabukan dll.

Kebahagiaan dalam Pandangan Islam

Allah swt berfirman:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (TQS. Al Hadiid [57]: 20)
Ayat di atas mengingatkan agar hidup kita tidak difokuskan untuk mengejar kenikmatan-kenikmatan dunia. Hidup ini hanyalah tempat persinggahan. Masih ada kehidupan akhirat. Di tempat itulah  kita kekal selama-selamanya. Maka hendakanya kita meletakkan segala macam kenikmatan dunia pada posisi yang semestinya.
Seorang muslim hendaknya merasa senang jika ia telah melakukan sesuatu untuk meraih ridha Allah. Kebahagiaan dalam islam adalah ketika kita mendapatkan keridhaan Allah. Meskipun dengan sesuatu yang tidak mengenakkan atau secara naluri tidak kita sukai. Misalkan, seseorang yang berpuasa sepanjang hari. Bagaimana mungkin kita mendapatkan kepuasan padahal kita tidak makan dan minum. Tapi, ada kebahagiaan dan kenikmatan luar biasa pada saat berbuka puasa. Contoh lain, ketika seseorang bangun sholat tahajjud. Ia rela mengorbankan waktu tidurnya, hingga memaksa mata untuk berdamai hanya untuk ibadah tersebut. Secara logika, mungkin itu sangat menganggu tapi adakah yang bisa menjelaskan perasaan bahagia ketika kita bangun sholat malam dan memiliki kesempatan untuk bermunajat kepada Allah.
Kisah yang paling terkenal tentang pengorbanan keluarga Yasir r.a dan Sumayyah r.a mengalami penyiksaan yang menyakitkan hingga menyebabkan kematian. Namun mereka tetap bertahan menjaga keimanannya agar Allah dan Rasulullah meridhai mereka. Mereka menganggap penyiksaan itu hanya sementara dibandingkan dengan janji Allah. Rasulullah kemudian memotivasi mereka dengan surga yang ada di depan mata ketika menyaksikan mereka dalam penderitaan. Sumayyah pun menyambut dengan ucapan bahwa ia bisa melihat surga itu. Kisah yang sangat menggetarkan agar manusia mencari kebahagiaan untuk ridha Allah semata.
Kita harus memahami makna hakiki kebahagiaan, agar kebahagian dunia sekaligus akhirat mampu kita raih. Kapitalisme menyandera pemikiran kebanyakan orang agar memburu kebahagiaan dalam arti kesenangan materialistik. Jika kita memakai landasan hidup yang salah, maka kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu. Landasan hidup yang sesuai Al Qur’an dan As-Sunnah-lah yang insya Allah membahagiakan kita dunia akhirat.
Sebuah do’a yang dianjurkan Rasulullah saw agar kita senantiasa mencari keridhaan Allah swt:
“Ya Allah, aku memohon jiwa yang tenang, keimanan terhadap hari pertemuan (dengan-Mu), keridhaan atas qadla-Mu, dan sikap qana’ah atas pemberian-Mu.”

Mahasiswi Sastra Inggris Angkatan 2008
Diberdayakan oleh Blogger.