Kita adalah garda yang diciptakan sebagai pijakan
Pundak kita gagasan tumpuan
Yang menjadi tonggak revolusi di tanah gersang
Benarkah kita adalah cerahnya harapan?
Yang akan selalu menjadi harapan hingga dunia menenggelamkan kita
Banyak yang menjargonkan masa depan di tangan kita
Seolah masa depan cerah begitu dekat dengan kita
Dan mengalir dalam darah kita
Semuanya masih harapan absurd
Tantangan peradaban besar menggempur kita
Mentransformasi kita
Menawarkan kesenangan dunia
Yang merobek idealisme dan identitas kita
Ia bagai pedang bermata dua
Menghunus dari arah mana saja
Ia punya kaki-kaki gurita menjalar hingga palung-palung terkecil
Menggerogoti kita
Tak itu terlelap, tak itu bernafas sempurna
Ia mengintai diam-diam
Membalut lewat selimut kenyamanan
Menawarkan racun yang mengelabui kita dengan secangkir madu
Nafas pun berbau sekularistik
Gaya hidup yang hedonistik
Pergaulan yang liberalistik
Pendidikan kita yang kian materialistik
Semuanya beradu dalam politik oportunistik
Makhluk apa itu
Kami mabuk oleh keenakannya
Sarat budaya pop western-minded
Benarkah ia jelmaan produk rezim kapitalisme?
Makhluk itu invisible
Ia menggema dalam naungan “Globalisasi”
Aktivis Forum Lingkar Pena Ranting Unhas
Mahasiswa Sastra Inggris 2008
Licik Gelitik Sang Pemuda
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
salam pena, kawan!
BalasHapuswah! selamat!
tulisan yang sangat "menggairahkan"....
Alhamdulillah...
BalasHapusakhirnya ada jg yang comment di blog ku