My Blog is Back

Saya hanya ingin bilang blog saya kembali setelah setahun lebih tidak bisa diakses karena domain yang saya daftar bulqiamasud.com telah expired dan lupa diperbaharui. Selain itu, domain tersebut telah dibeli dan dipakai oleh orang lain. Akhirnya kembali ke pengaturan awal pakai blogspot hehe..

Sayang juga kalau blog ini harus terhenti. Sebab, yang menemani perjalanan menulisku adalah blog ini. Sejak di bangku kuliah S1 hingga S2, saya masih aktif ngeblog. Semoga selanjutnya masih bisa diisi dengan tulisan-tulisan meskipun kurang terurus.



photo credit: https://www.indowhiz.com/articles/wp-content/uploads/2021/11/Cover-Tips-Blogging-Dari-Nol.jpg



Mengelola Takdir



Saya berpikir takdir adalah hal yang tidak bisa kita pilih. Itu bentuk kemahakuasaan Tuhan. Sikap kita terhadap takdir adalah menerima. Akan tetapi, menerima takdir tanpa usaha untuk mengubahnya juga merupakan sikap yang fatalis. Apakah ada peluang untuk mengubah? Ya, tentu saja. Melalui usaha yang logis dan empiris, menggunakan ilmu, sains dan sebab-akibatnya. Kita baru bisa menunggu bahkan melihat hasilnya jika telah melaksanakan sebab-sebabnya. Begitulah hukum alam. Apa yang mempermulus keberhasilan tersebut? menurut pengalaman saya, itulah doa, habluminallah dan habluminannas. Penjelasan tentang bagaimana doa, hubungan terhadap sesama manusia, terlebih hubungan terhadap Allah dalam mengubah takdir tidak akan saya paparkan di sini. Penjelasan saya tentang takdir di sini pun adalah jenis takdir yang manusia punya hak untuk mengubahnya.

Tapi apakah ada peluang untuk mengubah takdir yang 'tidak mungkin' diubah dalam pandangan manusia? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin bukan logika yang terbatas. Meskipun dalam pengetahuan saya yang juga terbatas masih perlu usaha untuk mendatangkan sebab akibat. Jawaban yang paling mungkin adalah keyakinan. Kita memiliki believe system yang diarahkan oleh Kitab Suci. Dalam Al Qur'an, orang beriman adalah orang yang yakin akan segala ketidakmungkinan yang bisa dinalar logika.

Yakin dan percaya adalah bentuk penghambaan tertinggi bahwa segala sesuatu bisa berubah sekejap atas kehendak Tuhan yang kita tidak tahu waktunya. Segala ketidaktahuan itu adalah bentuk iman kepada Allah bahwa banyak sekali yang tidak kita ketahui. Apa yang membuat kita hendak berjalan dalam ketidaktahuan itu adalah proses percaya. Imanlah yang punya gerakan untuk menembus keterbatasan dan ketidaktahuaan manusia. Tapi keyakinan saja tidak cukup. Doa adalah penghantar apakah keyakinan itu bisa menjadi kenyataan. Lagi-lagi doa adalah sebuah misteri yang rahasia keterkabulannya beyond our limit. Allah hanya memberikan kepastian, siapa yang berdoa pasti akan Kukabulkan.

Jika tidak yakin, maka peluang kepastiannya juga berkurang. Derajat keyakinan tentu saja menjadi precausal untuk mengubah takdir, sedalam atau seberapa kuat keyakinan itu. Meski ini sangatlah gaib, ada banyak kemustahilan yang benar terjadi yang terbukti dalam catatan sejarah. Persoalan keyakinan ini memang tidak mudah karena akan selalu bertabrakan dengan logika manusia yang selalu ada jawabannya. Sementara masalah keyakinan adalah jauh ke depan yang tidak ada jawaban pastinya. Keterwujudannya mungkin bisa diukur dengan seberapa beriman dan bertakwa manusia. Siapa yang menolong Allah, maka Allah akan menolongnya. Banyak sekali janji Allah dalam ayat-ayatnya. Tinggal kita mengambil sikap, mau yakin atau tidak, mau berubah atau tidak.

picture credit: https://www.gardeningknowhow.com/

Pikiran Positif VS Pikiran Negatif

⁣⁣
Pernahkah kalian berada dalam situasi, ingin berpikir positif tetapi sulit. Malah pikiran negatif yang selalu muncul. Setiap kali kamu ingin berpikir positif, masih tidak bisa mengalahkan pikiran negatif yang muncul. Ya, itu wajar sekali.⁣⁣
⁣⁣
Adakalanya, kita memang tidak bisa menghalau pikiran-pikiran negatif tersebut. Begitu kuat pengaruhnya. Yang perlu kita sadari, bahwa sesekali kita memang perlu menerima pikiran negatif tersebut, menerima kenyataan apa adanya. Hidup memang tidak selalu suka. Kita harus bisa menerima hidup kita termasuk dengan segala dukanya, dengan segala pikiran negatif yang mungkin datang. ⁣⁣
⁣⁣
Hanya saja, jangan sampai kita terlalu fokus kepada pikiran negatif, hingga tidak mampu memetik hikmah atas setiap kejadian. Kita terlalu sibuk dengan prasangka tapi tidak berusaha mengubah setiap prasangka tersebut. Bukankah sudah dikatakan dalam kitab suci, bahwa Allah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Oleh karena itu, mengelola prasangka ini juga penting. ⁣⁣
⁣⁣
Tidak masalah menerima hidupmu apa adanya. Dengan segala duka dan ujiannya. Boleh saja kamu berkata, "mengapa hal ini terjadi padaku?" untuk mengeluarkan emosi negatif. Tapi, jangan terfokus mengutuk kejadian tersebut dan menyalahkan ketidakmampuan dirimu. Kembalikanlah keadaan bahwa setiap kejadian, itulah yang terbaik bagi hidupmu. Untuk mendewasakan dan menguatkanmu. Dan teruslah berpikir bahwa setiap orang memikul ujian yang berbeda-beda hingga kamu tak perlu merasa sendiri. ⁣⁣
⁣⁣
Semoga kita semua mampu melewati pikiran negatif kita dengan baik, tanpa harus melukai diri sendiri apalagi melukai orang lain. Bismillah.. perasaan dan pikiran negatif itu akan hilang sendirinya dengan banyak bertasbih dan mengingat Allah 😊. ⁣⁣
⁣⁣
Photocredit: https://i.pinimg.com/

Berdamai dengan Waktu?

Heart of Emotions: Fotos


Apakah kalian percaya istilah waktu bisa menyembuhkan segalanya? Awalnya, saya percaya bahwa kita bisa berdamai dengan waktu. Kadang-kadang kita jadikan waktu adalah pembelaan. Seringkali kita berucap setiap usaha ada waktunya, setiap rezeki ada waktunya. Jodoh, sekolah, pekerjaan, kesuksesan atau apapun pencapaian lain, kita anggap linier dengan waktu yang telah ditentukan. Seolah-olah waktu adalah penyembuh segala ketidakberhasilan kita, segala penundaan itu, dan segala masalah yang belum selesai.

⁣Padahal waktu hanyalah sekumpulan masa. Bukan waktu yang menyembuhkan. Tapi diri kita sendiri yang mengambil sikap untuk menyembuhkan dirinya. Jika kita tidak mengambil sikap untuk bersabar, tetap berpikir positif, pantang menyerah, terus berusaha, apakah waktu akan menyembuhkan? Saya pikir tidak. Diri kita lah yang memilih untuk semakin kuat memikul ketidakpastian hidup. ⁣
Boleh saja menjadikan waktu sebagai alasan untuk menguatkan kesabaranmu. Tapi, waktu adalah ketidakpastian. Sementara bagaimana kamu mengendalikan dirimu adalah kuncinya. Kamu berhak mengambil setiap langkah dan meresponnya dengan sikap terbaik jika saja langkah itu gagal. ⁣
"Time is healing" might not work if you can't heal yourself. Berdamai dengan waktu tidak akan memberikan jawaban atas masalahmu. Rumi pernah bilang, "Dirimu adalah sumber kekuatan" Ya, kekuatan itu tentu saja tidak akan ada tanpa kedekatan dengan Zat yang memiliki dirimu. 
⁣⁣⁣
Give thanks to God yang telah membuatmu bisa melalui semua ini. Saya tahu beberapa di antara kalian telah melewati ujian yang mungkin sulit. Jangan putus asa. Terus berjuang! 



Tenang dalam Ujian

Forever Love — lijanaa: with ℒℴѵℯ

Mungkin ada 4 tahapan agar dirimu bisa tenang menghadapi segala ujian hidup. Pertama adalah sabar, kedua adalah memaafkan, termasuk memaafkan dirimu sendiri yang tidak sempurna. Ketiga, adalah ridho (kerelaan hati) dalam bahasa psikologinya, accepting, tidak lagi denying. Kamu menerima segala hal yang tidak bisa kamu kontrol. Lalu, berusaha mengubah apa yang bisa kamu kontrol. Keempat adalah ikhlas. Ikhlas adalah emosi tertinggi. Katanya mudah diucapkan, tapi sulit sekali dilaksanakan. Kamu menerima segalanya dengan perasaan yang tak lagi terbebani. Kamu justru merasa semua yang menimpamu ada maksud baiknya dan itu pasti baik untukmu. Kamu melakukan sesuatu bukan karena manusia, tetapi karena Allah SWT. Kamu bahkan tidak butuh lagi pujian dan validasi dari orang lain. Yang terpenting bagimu adalah berbuat sebaiknya - baiknya untuk mendapat ridho-Nya.

Kamu sudah di tahapan mana?

Ayo bertumbuh bersama


Sedih itu Wajar

beginning of cherry blossoms

Mungkin kita perlu memahami bahwa setiap orang itu punya kisah pilunya masing-masing. Kita berdiri hingga sekarang ini karena melewati masa lalu yang mungkin tidak mudah. Orang-orang melalui perjuangan yang berbeda dan berliku. Dan tidak layak kita hakimi, dia lebih beruntung karena terlihat sangat bahagia dan populer. 

Ketahuilah, setiap orang punya kisah sedih masing-masing yang mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang tahu. Dia akan menangis apabila tidak ada orang yang melihatnya. Dia sangat pandai menyembunyikan tangisannya. Hingga yang dilihat orang lain hanyalah senyum manisnya dan kisah suksesnya. 

Marilah kita terus berupaya untuk berempati terhadap orang lain. Bisakah kita membayangkan bahwa orang yang terlihat bahagia ini atau kita sangka selalu senang juga memiliki kesedihan yang tidak ingin ia bagikan. Karena memang Tuhan menghendaki kita agar tidak sedih terus menerus. 

Bukan berarti kita tidak boleh bersedih. Bersedih itu wajar. Menangis itu wajar. Menangis adalah cara kita meluapkan emosi. Semoga setiap orang yang memiliki ujian, tetap tabah dan tegar. InsyaAllah, bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Allah tidak pernah tidur.

"Laa tahzan innallaha maa ana"

Photocredit: venyouspace.com

Dunia Sementara, Akhirat Selamanya

sakura

Tidak ada orang yang akan bahagia jika ia memusatkan hatinya pada dunia. Semua yang indah di depan mata seperti jurang. Katamu, jika hati terpusat pada kekekalan akhirat, maka dunia menjadi lebih kecil, lebih tidak bermakna. Kita akan berhati-hati pada setiap pilihan yang mungkin menguji.

Kalau manusia lain bisa melewatinya, maka kita pun bisa. Kalau mereka bisa tumbuh bermanfaat, maka kita pun bisa menyebarkan kebaikan-kebaikan itu. Kalau orang lain bisa mengumpulkan lebih banyak pahala, maka kita pun bisa meraihnya. Kalau orang lain bisa menuntut ilmu lebih banyak lalu menyebarkannya, maka kita pun bisa. 

Kita hanya perlu berkomitmen, bahwa visi kita meraih surga, menemui Rasulullah, menatap wajah Allah. Katamu, dunia ini adalah hamparan ujian, maka maukah kamu membantuku melaluinya? Mari kita menangkan! 

Photocredit: flickr.com
Diberdayakan oleh Blogger.