Mencintai Suami/Istri karena Allah



Keputusan yang paling penting dan mungkin sulit dalam hidup seseorang adalah memilih pasangan hidup. Karena bersamanya, kita tidak sedang menaklukkan dunia, tapi kita ingin memastikan hidup selamat dunia akhirat. Hingga ke surga.

Sampai saat ini jawaban yang paling masuk akal, kenapa memutuskan memilih seseorang, karena keyakinan bahwa dengan bersamanya surga terasa lebih dekat. 

Dulu sebelum menikah, saya sering bertanya-tanya. Apa yang dimaksud menikah karena Allah? Bagaimana saya akan memilih suami karena Allah. Bagaimana saya bisa memastikan bahwa saya memilih suami bukan karena hawa nafsu atau pertimbangan-pertimbangan dunia. Apakah saya sudah tepat memilih pasangan hidup karena agamanya.

Dalam teori mencintai, islam telah mengajarkan untuk mencintai siapapun dan apapun karena Allah. Tidak ada cinta yang abadi selain mencintai karena Allah. Selain Allah, segalanya adalah fana'. Mencintai karena Allah adalah yang mengantarkan hubungan suami istri senantiasa dalam keberkahan dan kelanggengan. Lalu bagaimanakah arti mencintai pasangan hidup karena Allah?

Dalam pengetahuan sempit saya, Mencintai Allah adalah melakukan segala hal yang dicintai Allah. Jadi jika suami/istri beriman, bertakwa, dan melakukan amalan-amalan yang dicintai Allah, maka kita mencintainya karena Allah. Karena Allah senang kepada orang-orang yang beriman, bertakwa, dan melakukan amalan-amalan salih.

Semakin dalam cinta suami atau istri kepada Allah, semakin kuat dan bertambah cinta kita kepadanya. Itulah mungkin maksud cinta kepada Allah. Maka sebagai suami atau istri, hendaknya kita senantiasa saling mendukung dalam ketaatan dan mencintai karena Allah. Cinta istri dan suami tertinggi jika membuat pasangan hidupnya semakin mencintai Allah dan mencari keridhoan Allah. Jika pasangan hidup tidak beriman dan bertakwa, berkurang dan hilanglah cinta kita kepadanya. 

8 Juli 2018, 3 bulan pertama pernikahanku.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.