Jalan Berkerikil



Satu persatu orang berjalan di setapak  berkerikil itu
sedikit tajam, hingga bisa melukai kakimu
jika kau masuk, tak ada siapapun di sana
hanya cahaya kecil yang menggantung tepat
di atas keningmu
kau bisa merasakannya
tetapi ia bisa menghilang dan kembali kapan saja

Sementara di jalan lain
ada orang yang memilih berjalan di permadani lembut
bunga di sekelilingnya mengeluarkan sengatan wangi
yang menghalangimu mencium bau tak sedap
Ia membutakanmu karena cahayanya terlalu menyilaukan

Banyak orang yang menyerah berjalan di setapak berkerikil
yang sepi lagi tak menjanjikan kesenangan
tapi ada orang yang memilih untuk setia
karena cintanya telah sampai ke surga  

Tuhan menghargai cintanya dengan seisi dunia
dan sungai-sungai yang mengalirkan susu, madu
serta istana megah yang tak ada bandingannya
walaupun kau cari hingga ke Negeri Sakura

Makassar, 1 Maret 2014

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.