Buku yang berjudul “Nggak Sekadar
Mahasiswi” ini sebenarnya hanyalah kumpulan tulisan saya selama mahasiswi. Saya
senang memperhatikan kondisi kampus dengan segala dinamikanya. Setelah bergelar
mahasiswa, banyak perubahan yang terjadi pada diri saya, termasuk setelah
mengkaji islam lebih dalam. Memasuki kampus seperti memasuki hutan belantara.
Ada begitu banyak pemikiran, karakter mahasiswa dan mahasiswi yang terkadang
membuat saya senang mengamati dan merenungi itu semua. Inspirasi tulisan
saya kebanyakan hasil observasi saya selama bergelar mahasiswi. Dan menulis
ternyata alat yang sangat mengasyikkan untuk menuntaskan segala kegalauan.
Nilai lebih buku ini penulis mampu menggali hal yang substansi dari setiap fenomena sederhana yang digapai dengan proses kontemplasi dan refleksi yang cukup dalam. Ide yang digagas cukup beragam yang akrab dengan pernak-pernik kehidupan mahasiswa. Meski ditulis dengan berbagai jenre namun pesan yang terangkum menyentuh banyak hal seperti nilai-nilai idealisme pemuda, kritik terhadap kebijakan pendidikan dan peradaban, peran intelektual kampus, pembelajaran di luar negeri, eksistensi perempuan hingga aktualisasi cinta sejati. Kata-kata yang dirangkai cukup menawan dengan paduan bahasa sastra yang memikat dan bahasa opini yang cerdas dan lugas, alur yang sistematik, bertabur simbol, bahkan terkesan ‘maskulin’ untuk beberapa isu. Semuanya disimpul dengan pendekatan religius yang mencerahkan. Sebagai karya perdana yang masih memiliki ‘celah’, buku ini patut diapresiasi dan layak di baca bagi mahasiswa yang berproses dalam pencarian jati diri.
(Rahmawati Latief, Pembina Forum Lingkar Pena Sul-Sel dan Sul-Teng, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako, Palu)
Bulqia Mas'ud adalah salah satu muslimah yang giat berdakwah lewat
tulisan. Tak hanya dalam essay, cerpen dan puisinya kuat dengan pesan
yang amat mencerahkan. "Nggak Sekadar Mahasiswi" sungguh sebuah karya
yang patut dipertimbangkan. (Supriadi Herman, Ketua FLP Sulawesi
Selatan)
Buku ini merefleksikan kejeniusan dan konsistensi Bulqia Mas’ud yang
memahami teknik kepenulisan dengan perpaduan antara 3 kecerdasan
(intelektual, emosional, dan spiritual). Buku ini merupakan hasil potret
pribadi penulis terhadap perilaku mahasiswa di kampusnya yang
merefleksikan perasaan care dan keinginan kuat untuk berkomunikasi
dengan para mahasiswa lewat tulisannya dalam buku ini. Disusun dengan
gaya penulisan akademik, lugas, mengalir, dan penuh pencerahan sehingga
sangat menarik dibaca baik sebagai bacaan serius maupun pengisi waktu
luang. (Prof. Dr. Noer Jihad Saleh, MA – Vice Dean For Student Affairs
Faculty of Letter Hasanuddin University)
Catatan ini adalah jejak perjalanan penulis. Catatan yang akan
meninggalkan jejak di hati pembaca. Tak percaya? Bacalah tanpa perlu
mencatat. Hati yang akan merekamnya. (S. Gegge Mappangewa, Penulis Novel
Lontara Rindu, Novel Terbaik IBF Award 2013)
"Better late than never"
Rencana awal buku ini ingin diterbitkan sebelum saya merayakan selebrasi wisuda. Tapi, karena proses yang tak disangka membutuhkan waktu yang tidak singkat, terutama penyiapan desainnya. Maka buku terbit lebih lama dari perencanaan. Alhamdulillah, It has been published. Better late than never!
0 komentar:
Posting Komentar