Antara Idealisme dan Realita

Hidup terus mengenalkan kita pada misteri. Tentang hari-hari yang telah berlalu maupun yang akan datang. Entah kali ini apa lagi. Tiba-tiba saja realita menghadapkanku pada sebuah pilihan yang sebenarnya kuinginkan juga kutakuti. 

Ada yang selalu menasehati. Wanita yang insya Allah selalu mengingatkanku pada Allah, “Tidak usah mengambil keputusan itu. Kamu seorang akhwat yang seharusnya menjaga dirinya. Tidak boleh seorang perempuan pergi tanpa ditemani muhrim. Apalagi itu negara orang-orang kafir.”

Hanya kata maaf yang bisa kupersembahkan untuknya. Aku belum mampu benar-benar menjadi “muslimah ideal” seperti yang ia maksudkan. Tapi insya Allah saya akan terus berusaha menjadi yang terbaik.

Sebenarnya aku salah satu orang yang paling anti dengan Amerika. Bukan karena negaranya. Karena negara itu buminya Allah juga. Tapi, anti dengan kebijakan-kebijakan politisnya. Bagaimana Amerika menyiksa saudara-saudara muslimku di Palestina, Afganistan, Irak dll. Bagaimana Amerika mencoba menipu negara-negara berkembang seperti Indonesia dengan IMF yang juga di bawah kendalinya. Memberi pinjaman lalu menawarkan beberapa persyaratan yang tentu saja menguntungkannya. Bagaimana Amerika mencoba mengendalikan dan menipu dunia dengan konvensi-konvensi PBB di bawah kendalinya. Belum lagi keinginannya untuk menguasai dunia dengan ideologi pembunuhnya yang mencoba ia susupi kepada kaum muslimin. Ini baru beberapa dari kejahatan-kejahatan Amerika yang terencana dan terorganisir.

Ya, life must go on… seperti doaku kepada Allah sebelum keputusan ini keluar…

Bismillahirrahmanirrahim…
Rencana beberapa bulan ke depan
Insya Allah jika semua dikehendaki oleh Allah Sang Pemilik Kehendak. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan segalanya.
*Leaving Makassar, 10 March 2011
*Leaving Jakarta, 11 March 2011
*And Leaving USA, 7 May 2011

Ya, hidup adalah misteri. Kita tidak tahu apa yang terjadi ke depannya. Semua hanyalah rencana. Maka percayakan saja kepada Allah. Bukankah sejak awal kau sudah belajar untuk ikhlas, Qia… jadi jika suatu saat tidak berjalan sesuai keinginan, insya Allah tidak akan ada kata kecewa. Bukankah hanya Allah lah satu-satunya tujuan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.