Untuk saat ini…
Mungkin hanya kau yang tahu isi hatiku..
Dan hanya aku yang tahu isi hatimu..
Kita lebih memilih mengobrol panjang di kamar hingga malam bersuara lirih
Sejenak melupakan tugas yang menumpuk
Obrolan yang selalu sama di setiap obrolan
Tentang keluarga, teman, organisasi, kuliah, agama kita, tentang anak yang kelaparan, tentang tingkah laku para penguasa kita, tentang skandal, sampai pada sisi buram negeri kita tercinta
Ah, kau tentu tahu kapan aku menangis dan apa yang bisa membuatku menangis
Juga ku tahu sebaliknya tentang dirimu..
Kau juga tahu siapa orang-orang yang pernah membuatku sakit hati hingga membuat bulir air mataku menetes
Kau juga tahu apa yang mengenakkan perasaanku, cita-citaku, sampai perasaan yang sering membuatku makan hati
Karena kutahu kau pun merasakan itu
Kau juga pasti tahu tentang keinginanku yang tak sempat tercapai
Karena alasan klasik yang sering kita perdebatkan dan tentang rencana hidupku yang mulai berubah
Maaf, telah membawamu ke jalan rumit hidupku
Aku bisa membaca kalau kau hampir tak sanggup menahan beban itu
Itu sangat terbaca dari matamu, meskipun kau selalu mengelak
Kalau kau baik-baik saja, dan gak usah ambil pusing,, katamu!
Sekali lagi maaf! Bukan bermaksud demikian
Kau perlu tahu kalau aku sendiri, sepi selama ini
Pada jalan-jalan berhamparan paku ini
tapi terlihat jelas di ujung sana ada emas
Sebelum aku menarik dirimu dari jalan berhamparan roti
yang di ujungnya ada besi berkarat
Aku hanya mengadu pada diriku sendiri yang justru menabung duri di hati
Lalu kau datang menemaniku, dan bersedia menjadi tempat berbagiku
Kau pasti tahu sekarang, kalau aku selalu berbeda
Ketika kita bicara yang tak dimengerti orang lain
Pun ketika memasuki sebuah komunitas
Dan secara tak sengaja kau telah mengikuti alur hidupku
Yang sekali lagi kukatakan, rumit! Sangat rumit!!
Kau sekarang pasti merasakan betapa ngos-ngosannya aku
Seperti usai berlari kencang hingga kelelahan
Inilah yang selama ini kurasakan, teman!
Kau bisa rasakan itu, “Tebal Muka dan Makan Hati”
Jargon yang sering kita dengungkan
Kita perlu memiliki dualisme itu
Karena itu yang membuat hidup kita bermakna
Aku akan selalu muncul menjadi hujan, setelah itu kau muncul dengan warna-warnimu
Kita sudah sama-sama tahu itu, bukan???
Saling melengkapi seperti hidup kita yang saling mengisi kekosongan
Aku masih ingat tentang banyak hal yang mebuat kita kecewa bersamaan
Juga masih ingat tentang banyak hal yang membuat kita bahagia bersamaan
_‘‘Q~@’’_
Apologize...!!!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar