Yang Paling Bisa Membahagiakanmu adalah Dirimu Sendiri

watch for her | gift idea | christmas | pink notebook | design the life you love | pink knit | Campina Mesh by Kapten & Son | picture by lara_ira

Kualitas bahagia seseorang mungkin tidak bisa diukur dari seindah apa senyumannya. Kesedihan seseorang tidak bisa pula diukur dari sebanyak apa air matanya. Takaran yang paling mungkin dinilai manusia adalah sejauh apa matanya memandang. Oleh karena itu, sebab kebahagiaan seseorang tidak layak kita hakimi hanya dengan menilai tampilan luarnya. Ada banyak orang yang pura-pura bahagia, padahal sama sekali tidak tenang dengan keadaannya. 

Apalagi di dunia yang serba pamer ini, manusia berlomba-lomba membagikan kebahagiannya. Ada yang sedang berkeliling dunia. Ada yang baru saja menang sebuah kompetisi. Ada yang punya rumah baru, mobil baru. Ada yang baru saja menikah dan menikmati indahnya bulan madu. Ada yang baru saja memiliki keturunan. Semua memang tidak salah untuk dibagikan. Karena kebahagiaan itu hati yang tentukan. Meski di keadaan yang berbeda ada yang ingin sekali ke luar negeri tapi tidak bisa. Ada yang bertahun-tahun berjuang memiliki rumah sendiri dan kendaraan sendiri tapi belum mampu. Ada yang ingin sekali menikah, tapi jodoh tak kunjung datang. Ada yang ingin sekali memiliki keturunan tapi belum jua diberi. 

Hal-hal sederhana yang kamu bagikan akan selalu menimbulkan dua reaksi. Bisa jadi ada orang yang iri, tidak suka, adapula yang turut berbahagia dan termotivasi. Tapi kamu tidak bisa mengintervensi pikiran orang lain. Tidak semua hal positif diterima dengan positif. Juga tidak semua hal negatif diterima dengan negatif. Itulah yang disebut kontrol diri. Bahagia ini ditentukan dari cara kita mengelola emosi. Seberat apapun masalah dan tantangan dari luar, memutuskan untuk bahagia tetap kamu yang tentukan. Dirimu berhak merespon setiap peristiwa dengan respon yang positif. 

Jangan lihat siapa yang mendatangkan kekecewaan dan ketidaknyamanan. Tapi bagaimana Allah mendidik kita untuk sabar, ridho, dan tetap tenang. Percayalah, setiap peristiwa ada pahala. Maka bersyukurlah jika setiap peristiwa itu mendekatkanmu kepada Allah. Kebahagiaan sesungguhnya bukan datang dari makhluk atau benda-benda tapi hidup yg bergantung kepada Allah. 


22 Oktober 2018

photocredit: https://kapten-son.com/en/campina-mesh.html

Bertakwalah, Agar Kamu Beruntung

How to stick to you 2018 Goals!

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung" (Ali Imran: 200)

Aplikasi MyQuran di hape saya hari ini menampilkan ayat tersebut. Kadangkala kita diingatkan dari cara-cara sederhana. Entah berapa ayat dalam Al Qur'an yang maksudnya serupa ayat di atas. "Bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." Nasihat ini memang luas tapi sangat substansial. Bagaimana Allah menyandingkan kata bertakwa dan beruntung. Sekilas mungkin kedengarannya biasa. Bahkan bisa jadi nasihatnya di luar kepala. Sudah sering kita mendengarnya. 

Tapi yang namanya manusia, tempat lupa dan lalai. Kita kadang lupa tentang hadiah dari ketakwaan yaitu beruntung. Ada orang salih yang keberuntungannya terlihat di dunia dan kelak di akhirat. Ada juga mungkin yang keberuntungannya tidak nampak dalam pandangan dunia. Tapi, keberuntungannya telah tertabung di akhirat. Kalau janji Allah sudah sedemikian banyaknya, maka mengapa masih banyak orang yang tidak yakin. Tugas kita hanya bertakwa bukan? Dan senantiasa berpikir positif. Masalah keberuntungan biarkan Allah yang bekerja. Karena Allah tidak akan mungkin menyalahi janjiNya. 

Kalau dalam hidup ini, kita senantiasa merasa tidak beruntung, mungkin yang perlu kita koreksi adalah bagaimana posisi Allah dalam hati kita. Bisa jadi ada yang mendominasi. Biasanya rasa ketidakberuntungan itu muncul kalau kita kehilangan rasa syukur. Tapi hati-hati, adapula tipe manusia yang selalu merasa beruntung padahal itu bentuk "istidraj", jebakan berupa limpahan rezeki,  padahal masih sering melakukan maksiat. Adapula yang dipandang tidak beruntung dalam kacamata manusia bumi, tapi mereka malah merasa beruntung dan bersyukur dengan iman yang tetap terjaga.

Jadi jangan pernah mengeluhkan masalah hidupmu, jika kamu senantiasa bertakwa. Karena  kamu dalam keadaan beruntung atau akan mendapatkan keberuntungan. Allah lah yang menjamin itu semua. Karena bertakwa dan beruntung seperti dua garis sejajar. Semakin kamu bertakwa, semakin kamu beruntung. Maka sebenar-benarnya beruntung, jika kita telah berada di surga. 


9 Oktober 2018

photocredit: https://simplymadisonblog.wixsite.com

Kecantikan Akhlak


Jangan pernah menilai seseorang dari fisiknya. Fisik bisa dipoles secantik-cantiknya, seganteng-gantengnya. Fisik bisa menipu. Bahkan dengan bantuan teknologi ia bisa tampil lebih cantik dari aslinya. Fisik itu fana. Seperti waktu yang akan berubah. Maka jangan pernah iri dengan mereka yang lebih cantik atau lebih ganteng. Karena di akhirat, bukan fisik yang akan dihisab tapi amal soleh. 

Apakah cinta muncul karena fisik? Bisa jadi karena fisik, adapula yang karena kepribadian. Tapi, apa yang membuat cinta bertahan? akhlak. Akhlak adalah kunci pembuka hati seseorang. Kalau kebanyakan orang memperindah fisik, habiskanlah waktumu untuk memperindah akhlak. Akhlak bisa dipelajari, akhlak bisa dibentuk. Kita hanya perlu berjuang untuk itu. 

Yang belum menikah, fokuskanlah dirimu untuk memperindah akhlak dan pilihlah seseorang karena akhlaknya. Jangan menghabiskan waktu untuk menarik perhatian hanya karena fisik. Yang tinggal akan tetap tinggal jika hatimu baik. Jika ia pergi, berarti ia belum tepat untukmu. Tetapi, bukan berarti kamu harus tampil asal-asalan. Maksudnya, jangan sampai usahamu memperindah fisik lebih keras ketimbang memperindah akhlak. Jika harus belajar, maka belajarlah mencintai seseorang karena akhlaknya, sehingga manusia akan berlomba-lomba memperindah akhlak. 

Yang telah menikah, rumah tangga akan bahagia jika pasangan suami istri fokus untuk saling membahagiakan, saling memberi, bukan menuntut hak, saling berkasih sayang, saling memperindah akhlak, saling mengingatkan dalam kebaikan, saling mencintai karena Allah. InsyaAllah semua bisa dipelajari.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS at-Tahriim:6). 

2 Oktober 2018

photocredit: https://beautiful-flower-quates.wohnkultur.space/natures-beauties-2/
Diberdayakan oleh Blogger.