Keseimbangan


Sejatinya manusia diciptakan selain sebagai hamba untuk beribadah, tetapi juga sebagai khalifah, pengatur kehidupan. Tentu saja untuk mengatur kehidupan ini semua butuh ilmu. Kesempatan menuntut ilmu dunia di negeri orang adalah sebuah kesyukuran yang tak dimiliki oleh sebagian orang. Saya menganggap ini adalah sebuah jalan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Kelak ilmu-ilmu dunia ini kita butuhkan untuk mengatur lingkungan kita atau apa-apa yang bisa kita pengaruhi. Maka beruntunglah orang yang memiliki potensi ini.

Tetapi, ilmu dunia tidak cukup untuk mengatur kehidupan. Kita butuh bimbingan wahyu. Ilmu ini adalah kunci untuk bisa sukses dunia akhirat. Saya tidak menemukan alasan yang lebih logis bagaimana mengatur kehidupan ini tanpa agama. Pencarian-pencarian saya tentang ilmu dunia tidak bisa memuaskan akal dan menentramkan hati saya. Setidaknya kesadaran itu telah muncul untuk menambah bekal perjalanan.

Setelah hak-hak dan kewajiban-kewajiban pribadi terpenuhi. Mengubah wajah peradaban mungkin langkah selanjutnya yang bisa kita pikirkan. Potensi kita menjadi saksi untuk apa ia dimanfaatkan. Imam Al Ghazali pernah berpesan, "Didiklah anakmu 25 tahun sebelum ia lahir." Ungkapan ini sangat filosofis. Saya menafsirkannya bahwa kualitas kita hari ini akan menetukan kualitas keturunan kita kelak. Maka menuntut ilmu akhirat maupun dunia oleh setiap individu adalah jalan memperbaiki kualitas generasinya mendatang.

Keseimbangan menjadi kekuatan untuk bisa membalikkan wajah peradaban. Kita tidak miskin, Potensi-potensi kita adalah modal untuk kemaslahatan ummat. Kesempatan menuntut ilmu dunia di negara maju adalah peluang untuk perbaikan ummat. Jangan dianggap ini tidak penting. Menjadi ahli dan profesional di bidang masing-masing adalah jalan untuk mengambil alih peradaban. Hanya saja, semua itu harus tercelup dalam konsep berpikir yang punya orientasi memakmurkan dunia dalam rangka beribadah dan menerapkan hukum-hukum Tuhan di muka bumi. Maka sungguh sempurnalah seorang muslim yang ilmu dunia dan akhirat dimiliki sekaligus. Tetapi seseorang baru dikatakan berilmu ketika ia sudah mengamalkannya. Selanjutnya membagikannya.

Melbourne, 161016

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.