Tidak seperti biasanya ketika kita menghabiskan pagi
dengan menyeduh teh
Sambil menyaksikan sisa-sisa embun di
rumput halaman
Pagi kali ini kau mulai sibuk mengurusi kedua cahaya
mata yang mewarnai harimu
Dan membuatmu lebih bersyukur atas penantian yang
lama.
Sinar matahari mungkin masih sama diselingi oleh
hujan yang sesekali jatuh
Tak banyak waktu untuk kita berdua kali ini
aku mulai terbiasa dengan perpisahan
bahkan kedatanganku kali ini pun tak akan lama
Aku merindukan saat kita duduk di beranda dan
menatap langit malam yang indah
Beribu bintang yang cahayanya seolah terpantul ke
wajahmu
Menandakan bahwa kau selalu bahagia dengan kehadiranku
Aku tahu pengorbananmu
Aku ingat jelas setiap lelah yang tercipta untuk
membuatku lebih bersinar
Bahkan keberuntungan yang kudapatkan adalah sebagian
dari doa-doamu yang menembus langit
bagaimana bisa
kutinggalkan setiap sudut rumah tempatku kembali
di kamar
ini udara di subuh hari membuatku menggingil sampai-sampai hidungku akan berair
di pagi harinya
dan cahaya
bulan yang lembut tak lagi menembus jendela kamar
seperti
rumah yang menunggu seseorang yang baru
aku beruntung
dihadiahi ruang yang luas untuk menerjemahkan alam
dan
perkenalan-perkenalan yang membuatku banyak belajar
melihat
kabut dan senja di tempat berbeda
dan itu
mungkin saja bagian dari kalimat yang kau rapalkan di sepertigamalam-mu
entah
dengan cara apa membalas ini semua
Polewali, 22 April 2015
0 komentar:
Posting Komentar