Hidup memang seperti sebuah alur cerita dalam film. Kita, manusia adalah para pemerannya. Allah adalah Sang Sutradara yang mengatur jalannya cerita. Skenarionya adalah kitab Allah (Lauh Mahfuz). Bedanya: skenario Allah belum diketahui oleh para pemerannya, sementara skenario dalam film sudah diketahui oleh para pemerannya. Bahkan sudah bisa tertebak apakah berakhir dengan happy ending atau sad ending. Konflik cerita adalah ujian dan masalah kehidupan. Masalah-masalah atau ujian-ujian yang kita alami.
Karena kita tidak pernah tahu kali ini kita mendapatkan peran apa. Suatu cerita mungkin telah berakhir. Tapi cerita lain menyusul dan peran yang akan kita lakoni selalu tak terduga. Maka, bersiap saja kalau Allah akan memposisikan kita pada peran tertentu. Semua masih rahasia. Kadang kita mendapatkan peran wajar. Biasa-biasa saja. Figuran. Kadang kita yang justru berkonflik. Kadang kita jadi penengah.
Setiap orang punya ceritanya masing-masing. Punya film kehidupan masing-masing. Dan tidak akan pernah berhenti sampai dunia benar kiamat. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan berakhir dengan happy ending. Kita tidak pernah tahu film akan berakhir seperti apa. Happy ending kah atau sebaliknya. Yang mungkin bisa kita lakukan adalah menjalani peran apa adanya. Natural. Menyerahkan semuanya pada Sang Sutradara. Kita hanya butuh dibimbing dan diarahkan oleh Sang Sutradara. Mengikuti skenario Sang Sutradara.
Berbahagialah jika kita diberi peran penting. Entah itu menyulitkan ataupun memudahkan. Itu berarti Sang Sutradara memercayakannya kepada kita. Sang Sutradara menyukai kita. Sang Sutradara ingin melihat kita setingkat lebih maju dibanding pemeran lain. Sang Sutradara ingin mengetahui kualitas kita. Sang Sutradara ingin mengetahui keprofesionalan kita. Sang Sutradara ingin mengetahui kapasitas kita. Dan kepatuhan kita dalam mengikuti instruksinya. Berbahagialah.. jangan menyalahkan peran kehidupan yang kau dapatkan. Karena di luar sana banyak orang yang mendapatkan peran yang jauh lebih sulit dibanding apa yang kita rasakan. Berbahagialah… Allah menyayangi kita.
***
Kadang, aku merasa benar-benar berakting di depan kamera. Melakoni sebuah cerita dalam film. Hmm, hidup….memang penuh teka-teki. Kuharap film kehidupan yang kulakoni berakhir dengan happy ending…SURGA…!!!
Hidup Seperti Sebuah Film
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar