Cukuplah Saat Ini, Aku Memiliki Ibu dan Ibu Memilikiku!!!
Ku tahu di balik ketegaran itu kau menyimpan lelah
Ku tahu kau pilih bersabar untukku yang selalu menuntut
Maafkan aku yang selalu menyusahkan Ibu
Aku, anakmu, yang kau kira tegar
ternyata rapuh di dalam
Kau adalah awan pekat di birunya hatiku
Kau adalah bening pada telaga di jiwaku
Aku tak mau jadi air mata, untuk mata sembab itu
Aku ingin jadi matahari yang hangat di sisimu
Ingat, saat aku bersamamu, Bu..
Tak ingin kulewatkan sedetik pun waktu
Saat malam menjelang
Aku akan mendekap Ibu, dan mengelus rambut Ibu
Tak ada hari lebih baik dari hari itu
Aku pun ingat
Saat kubawa pasir-pasir kasar
Ibu malah membawa secangkir madu untukku
Seketika kudengar nada suaramu melemah
Dan titik-titik air itu kau kumpul di matamu
Mungkin akan turun hujan atau titik air yang beku
Aku salah!
Aku berpikir, bagaimana jika suatu saat aku harus meninggalkan Ibu
Saat tak sering lagi kupandangi wajah Ibu dalam bisikan malam
Saat tak sering lagi kuelus rambut Ibu
Atau kudekap Ibu ketika aku mencari hangat dalam dingin yang mengiris
Dan saat kasih sayangku tak bisa seperti dulu
Itu mungkin saja terjadi, Bu!
Jika suatu saat ada yang menyeruak di dadaku
Dan kupilih untuk menyempurnakannya
Ibu jangan bersedih,
Jika kebaktian itu harus kubagi
Atau mungkin kebaktianku tak sama lagi saat aku masih milik Ibu
Bu, sekali lagi aku berpikir, entah salah atau tidak
Aku tak ingin meninggalkan Ibu seorang diri
Jika suatu saat ada yang datang
Dia harus tahu, kalau aku sayang Ibu
Namun saat ini cukuplah aku memiliki Ibu, dan Ibu memilikiku
_"Q~@"_
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
Titip salam untuk Ibu-mu Qia. Subhanallah, ia telah melahirkan mujahidah sepertimu.
BalasHapus