Cintailah Pilihanmu karena Allah

Hasil gambar untuk real love begins when you decided to make it halal

Lanjut atau tidak lanjut dalam perkenalan menuju pernikahan adalah sebuah pilihan. Selagi tak diikat dengan mitsaqan ghaliza, siapa pun bisa berpindah. Pada akhirnya, kita akan selalu menyeleksi siapa yang terbaik untuk menjadi pasangan hidup jika kelemahan-kelemahan yang ada mulai terungkap. Tapi dalam pernikahan, seni berkenalan sejatinya baru dimulai ketika ijab kabul telah diucapkan. Siapkah kamu menerima segala kekurangan dan kelebihan pasanganmu.

Maka jangan samakan pernikahan dengan pacaran yang sewaktu-waktu bisa berpindah ke lain hati. Pernikahan adalah janji yg disaksikan Tuhan. Kita tidak lagi berpikir untuk sewaktu-waktu bisa pergi. Tetapi, menjadikan perkenalan kita menjadi sarana ibadah. Bisakah kita menjadi semakin baik jika bersama? Dosa semakin berkurang. Amal soleh semakin bertambah. Itu yg mesti kita jawab. Kita harus siap berubah sesuai harapan pasangan. Bukan hanya diri kita yang harus disesuaikan, tapi kita harus siap menyesuaikan diri sesuai keinginan pasangan. Bukankah adil kalau keduanya siap berkorban untuk kebahagiaan masing-masing.

Dalam kamus pernikahan, keegoisan tidak layak dipertahankan. Suami dan istri adalah dua orang yang harus belajar dan mempelajari kesenangan dan ketidaksenangan masing-masing. Adakah harapan yang belum kita wujudkan bersama? Pertanyaannya, haruskah pacaran dulu untuk menuju pernikahan? Karena ketakutan akan kekecewaan jika salah pilih pasangan hidup kelak. Jawabannya, selama apapun pacaran, sepertinya kita tidak akan benar-benar saling mengenali. Pernikahan pula yang mengajarkan kita mengenali seseorang lebih dalam. Sifat-sifat kita akan saling mempengaruhi, saling tarik-menarik. Kalau masing-masing tidak punya ilmu dan tidak punya visi, saya ragu pernikahan hanya berjalan di tempat. Maka rumah tangga memang harus punya visi mau dibawa kemana? 

Pernikahan sesungguhnya menyatukan dua orang yang sangat berbeda. Tumbuh dan berkembang dalam budaya dan kebiasaan yang berbeda. Tetapi, disatukan sedekat-dekatnya, melebihi ikatan keluarga asal mereka. Sungguh menarik bukan? Di situlah kita belajar. Saling memahami, saling pengertian, saling membaikkan, saling mendukung, saling bertumbuh. Pilihlah cintamu. Cintailah pilihanmu. Karena Allah. 😘


27 Maret 2019


Seperti Kereta di Stasiun, Jodoh Selalu Datang Tepat Waktu

Hasil gambar untuk waiting station


Jodoh juga ibarat apakah kita sudah menanti di stasiun yang benar. Jika jodoh adalah sebuah keteraturan. Tuhan telah menentukan jodoh kita. Seperti kereta yang telah jelas kedatangan dan tujuannya. Hal itu karena kita memastikan telah berada di platform yang tepat. 

Jadwal kereta dan tujuannya sebenarnya telah dipastikan. Hanya saja beberapa di antara kita masih salah memilih stasiun, kurang jeli memperhatikan platform mana kita harus menanti kereta tujuan. Karena menanti kereta yang tepat harus dimulai dari mana dan bagaimana kita menantinya. 

Kereta itu sudah jelas akan datang pada waktu dan tujuan yang ditentukan. Tapi mungkin, kita kurang pandai memperhatikan manakah kereta yang menuju tujuan kita. Ya, kereta tak perlu dikejar-kejar. Dia akan datang dengan sendirinya. Hanya saja, pastikan usahamu menanti di stasiun dan platform yang sesuai dengan kereta tujuan. Menanti lah di platform stasiun yang tepat 😉

Jangan ragu jika kereta belum datang, yang penting kamu yakin, telah menunggu di tempat yang benar. Jika sudah berada di atas kereta kamu akan nyaman. Karena kamu telah yakin keretamu benar-benar membawamu ke tujuanmu.


12 Maret 2019

photocredit: canva.com

Diberdayakan oleh Blogger.