Islam
bukanlah agama yang membuat orang malas atau agama yang membuat orang suka menunda-nunda
pekerjaan. Allah menciptakan waktu 24 jam dalam sehari agar kita memanfaatkannya
sesuai dengan aturan-Nya. Setiap orang akan bergerak karena memiliki motivasi. Tanpa
motivasi kita tidak tahu mau dibawa kemana segala potensi yang kita miliki. Motivasi
inilah yang akan membakar semangat setiap orang untuk bergerak, bergerak, dan
bergerak. Motivasi setiap orang pun berbeda-beda. Sayangnya, sekarang kita
hidup pada masa materi seolah menjadi tujuan hidup. Maka tak heran jika banyak
orang mengejar materi semata. Akhirnya aturan Allah menjadi asing di mata
penganutnya sendiri. Kaum muslimin lebih condong untuk memakai konsep ala
barat.
Konsep
produktif yang ditawarkan pemikiran barat adalah produktif semata-mata untuk
kepentingan dunia. Misalkan, sudah berapa uang yang kita hasilkan dalam
sebulan. Bagaimana agar gelar, profesi atau potensi kita bisa mendatangkan uang
yang banyak. Tidak bisa dipungkiri kehidupan saat ini uang adalah motivator utama
yang membuat orang bisa melakukan apa saja bahkan di luar yang kita bayangkan. Bahkan tidak segan untuk melakukan berbagai
kecurangan. Kita pun sebagai kaum muslimin kadang menjadikan uang sebagai
motivasi untuk bergerak. Ini memang fitrah. Tapi, kita harus berulang mengingatkan
diri bahwa kita mencari uang hanya untuk mempermudah kita beramal dan
beribadah.
Islam
adalah agama yang sempurna. Orang beriman harus mengakui itu. Islam tidak
pernah menilai dari hasil yang kita peroleh, karena itu urusan Allah. Untuk menjadi
produktif, seorang muslim hanya perlu memiliki niat yang bagus dan proses yang
bersih yaitu sesuai bimbingan Allah. Pada tataran inilah seorang muslim
berusaha semaksimal mungkin. Kita tidak diperintahkan untuk memikirkan
hasilnya. Karena Allah akan memberikan sesuatu yang tentu saja baik untuk
kehidupan kita.
Produktif
dalam islam sebenarnya sangat sederhana yakni beribadah kepada Allah, ketika kita
menjadi pelayan Allah. Apapun yang kita lakukan , tujuan tertingginya adalah
Allah swt. Prioritas kita adalah Allah
swt. Kaum muslimin dikatakan produktif jika mereka telah memaksimalkan usaha
untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala untuk bekal akhirat. Di antara kita, jika
ada yang belum bekerja atau bahkan predikat S1 belum kelar. Tapi selama kita
masih bisa makan yang halal, masih bisa bergerak untuk melakukan hal-hal produktif
dalam islam seperti tilawah, menghafal Al Qur’an, berdakwah, membantu orang tua
dll. Hal-hal sederhana yang orang lain mungkin menganggapnya sangat tidak
produktif. Tentu akan lebih baik jika kita bisa melampaui keduanya. Kuliah dan
pekerjaan lancar, ibadah kepada Allah produktif.
Produktif
tetap butuh kedisiplinan, konsistensi, dan fokus. Yang semata-mata tujuannya
untuk tabungan akhirat. Fokus kita adalah Allah. Segala yang kita lakukan
seperti belajar, menulis, bekerja, dan aktivitas-aktivitas lain adalah untuk
Allah. Islam tidak menilai seseorang itu produktif meski dia melakukan banyak
sekali aktivitas tapi sama sekali tidak menciptakan hubungan dengan Allah. Banyak
sekali orang yang memiliki seabreg aktivitas, dan orang lain pun menilainya sebagai
orang yang sangat produktif. Tapi, jika aktivitas tersebut tidak membawa
kebaikan di sisi Allah atau tidak menghubungkan kita kepada Allah, itu tak
dikatakan produktif dalam islam meski kita memperoleh kelimpahan materi. Untuk itulah,
sebelum kita memulai sesuatu yang pertama
kali kita perhatikan adalah niat. Tanyakan kepada diri, untuk apa saya
melakukan ini? Pastikan bahwa niat kita baik, semata karena Allah dan mulailah
beraksi. Have a good intention and take
an action. That’s it. Let Allah works for the outcome.
Polewali, 13 Desember 2013