Let's Be Productive!




Islam bukanlah agama yang membuat orang malas atau agama yang membuat orang suka menunda-nunda pekerjaan. Allah menciptakan waktu 24 jam dalam sehari agar kita memanfaatkannya sesuai dengan aturan-Nya. Setiap orang akan bergerak karena memiliki motivasi. Tanpa motivasi kita tidak tahu mau dibawa kemana segala potensi yang kita miliki. Motivasi inilah yang akan membakar semangat setiap orang untuk bergerak, bergerak, dan bergerak. Motivasi setiap orang pun berbeda-beda. Sayangnya, sekarang kita hidup pada masa materi seolah menjadi tujuan hidup. Maka tak heran jika banyak orang mengejar materi semata. Akhirnya aturan Allah menjadi asing di mata penganutnya sendiri. Kaum muslimin lebih condong untuk memakai konsep ala barat. 
Konsep produktif yang ditawarkan pemikiran barat adalah produktif semata-mata untuk kepentingan dunia. Misalkan, sudah berapa uang yang kita hasilkan dalam sebulan. Bagaimana agar gelar, profesi atau potensi kita bisa mendatangkan uang yang banyak. Tidak bisa dipungkiri kehidupan saat ini uang adalah motivator utama yang membuat orang bisa melakukan apa saja bahkan di luar yang kita bayangkan.  Bahkan tidak segan untuk melakukan berbagai kecurangan. Kita pun sebagai kaum muslimin kadang menjadikan uang sebagai motivasi untuk bergerak. Ini memang fitrah. Tapi, kita harus berulang mengingatkan diri bahwa kita mencari uang hanya untuk mempermudah kita beramal dan beribadah.
Islam adalah agama yang sempurna. Orang beriman harus mengakui itu. Islam tidak pernah menilai dari hasil yang kita peroleh, karena itu urusan Allah. Untuk menjadi produktif, seorang muslim hanya perlu memiliki niat yang bagus dan proses yang bersih yaitu sesuai bimbingan Allah. Pada tataran inilah seorang muslim berusaha semaksimal mungkin. Kita tidak diperintahkan untuk memikirkan hasilnya. Karena Allah akan memberikan sesuatu yang tentu saja baik untuk kehidupan kita. 
Produktif dalam islam sebenarnya sangat sederhana yakni beribadah kepada Allah, ketika kita menjadi pelayan Allah. Apapun yang kita lakukan , tujuan tertingginya adalah Allah swt.  Prioritas kita adalah Allah swt. Kaum muslimin dikatakan produktif jika mereka telah memaksimalkan usaha untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala untuk bekal akhirat. Di antara kita, jika ada yang belum bekerja atau bahkan predikat S1 belum kelar. Tapi selama kita masih bisa makan yang halal, masih bisa bergerak untuk melakukan hal-hal produktif dalam islam seperti tilawah, menghafal Al Qur’an, berdakwah, membantu orang tua dll. Hal-hal sederhana yang orang lain mungkin menganggapnya sangat tidak produktif. Tentu akan lebih baik jika kita bisa melampaui keduanya. Kuliah dan pekerjaan lancar, ibadah kepada Allah produktif. 
Produktif tetap butuh kedisiplinan, konsistensi, dan fokus. Yang semata-mata tujuannya untuk tabungan akhirat. Fokus kita adalah Allah. Segala yang kita lakukan seperti belajar, menulis, bekerja, dan aktivitas-aktivitas lain adalah untuk Allah. Islam tidak menilai seseorang itu produktif meski dia melakukan banyak sekali aktivitas tapi sama sekali tidak menciptakan hubungan dengan Allah. Banyak sekali orang yang memiliki seabreg aktivitas, dan orang lain pun menilainya sebagai orang yang sangat produktif. Tapi, jika aktivitas tersebut tidak membawa kebaikan di sisi Allah atau tidak menghubungkan kita kepada Allah, itu tak dikatakan produktif dalam islam meski kita memperoleh kelimpahan materi. Untuk itulah,  sebelum kita memulai sesuatu yang pertama kali kita perhatikan adalah niat. Tanyakan kepada diri, untuk apa saya melakukan ini? Pastikan bahwa niat kita baik, semata karena Allah dan mulailah beraksi. Have a good intention and take an action. That’s it. Let Allah works for the outcome.


Polewali, 13 Desember 2013
Diberdayakan oleh Blogger.