Kesuksesan tentu diinginkan oleh semua orang. Lebih-lebih kesuksesan dunia akhirat. Bagaimana Allah meridhoi semua aktivitas yang dilakukan hambanya. Itu yang terpenting. Sebagai seorang perempuan yang merasa terikat dengan hukum-hukum Allah. Dan juga merasa perlu untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam hidup. Maka mesti mencari cara untuk bisa menengahi keduanya. Menginginkan sukses dunia akhirat dan senantiasa diridhoi oleh Allah SWT.
Mungkin bagi seorang perempuan tidaklah mudah. Perempuan berbeda dengan laki-laki. Laki-laki bisa beraktivitas di sektor publik manapun, selama itu halal. Perempuan yang mengetahui posisinya dalam agama tentu mengetahui koridornya. Allah telah membatasi perempuan untuk kebaikan perempuan itu sendiri dan agamnya. Hendaknya seorang muslimah tidak banyak menghabiskan waktu di luar rumah, apalagi jika sudah berkeluarga. Allah Maha Tahu aturan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Ini adalah perkara yang dilematis. Di sisi lain kita ingin menghidupi diri kita sendiri juga membantu keluarga. Namun, sebagai seorang muslimah tentunya kita harus mengetahui kewajiban kita, jika pada akhirnya kita akan menjadi seorang istri dan ibu. Dalam aturan islam, perempuan adalah ummu wa rabatul bayt (Ibu dan pengatur rumah tangga). Inilah posisi terbaik untuk para perempuan. Tidak usah terlalu menginginkan karir yang gemilang, sementara rumah tangga tidak terurus. Banyak fakta yang membuktikan kegagalan rumah tangga akibat mengabaikan peran ini. Seiring dengan ide feminisme yang terus disusupi pada pribadi perempuan-perempuan muslim.
Sebagai seorang muslimah, saya tentunya juga ingin sukses dunia dan akhirat. Saya ingin segala aktivitas keduniaan saya diridhoi oleh Allah SWT. Tidak ada salahnya untuk bermimpi dan bercita-cita dari sekarang. Ada beberapa pekerjaan yang menurut saya aman untuk perempuan dan juga bisa mendatangkan pahala. Insya Allah mudah-mudahan bisa terwujudkan dalam hidup saya. Siapapun yang baca, doakan ya! Amin…
1. Penulis
Alhamdulillah, untuk saat ini aktivitas menulis telah saya tekuni. Melalui menulis, kita bisa berdakwah. Kita bisa menyebarkan ide-ide islam. Kita pun bisa beramal jariyah, jika melalui tulisan kita, orang mendapatkan hidayah. Selain itu, menulis juga merupakan pekerjaan aman bagi perempuan jika kelak berkeluarga. Menulis bisa dilakukan di rumah. Kita bisa menulis buku dan mengirim artikel ke media. Menulis tidak akan menyita waktu perempuan di luar rumah.
2. Dosen
Dosen atau akademisi merupakan posisi yang bagus untuk para muslimah. Muslimah bisa menciptakan figur yang baik di kalangan mahasiswa. Melihat banyaknya dosen yang berpikiran liberal dan kurang islami, ada baiknya seorang muslimah bisa menjadi teladan di kalangan kampus. Biasanya, mahasiswa mudah kagum dan menerima apa pemikiran dosennya. Untuk itu, pekerjaan dosen bisa kita jadikan sebagai sarana untuk menyampaikan ide-ide islam dengan kata lain berdakwah. Bukankah bisa menjadi amal jariyah?
Menurut saya, kita harus mencetak intelektual-intelektual muslimah yang bisa berpikiran kritis, mengetahui masalah dan aktif untuk mewujudkan perubahan dan tentu saja capable dalam bidang keilmuannya. Kita tidak boleh kalah dengan para perempuan-perempuan feminis di luar sana. Dengan kecerdasan mereka dan upaya mereka untuk merecoki perempuan islam melalui pemikiran batil mereka. Untuk itulah diperlukan muslimah-muslimah yang tangguh, cerdas, intelek, dan berkepribadian islam seperti Fatimah az-Zahra untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik. Menjadi dosen merupakan salah satu cara yang aman bagi wanita untuk mewujudkan hal-hal tersebut yang punya bargaining position di kalangan mahasiswa dan juga masyarakat. Seorang dosen bisa berdakwah kepada para mahasiswanya. Pekerjaan sebagai dosen juga tidak menyita waktu yang banyak untuk perempuan. Insya Allah perempuan masih bisa mengatur rumah tangganya dengan baik.
3. Pengusaha
Rasulullah bersabda 9 pintu rezeki ada dalam perdagangan. Pekerjaan sebagai pengusaha merupakan sunnah rasulullah. Biasanya pengusaha perempuan tidak perlu banyak bergerak ke luar rumah. Apalagi kalau usahanya semacam toko-toko (toko pakaian, buku, salon, restaurant, hotel dll.) mereka bisa berdiam di tokonya atau di rumahnya, tinggal menyuruh karyawan (tidak semudah itu kaleee…hehe…) intinya, seorang businesswoman tak perlu banyak berperan di aktivitas publik. Sesungguhnya ini lebih aman untuk perempuan, tapi tetap produktif. Ingin mencontohi khadijah seorang businesswoman dan istri salihah. Semoga bisa terkabul ya Allah…Amin..amin…amin…